MADENGINER.COM – Mungkin beberapa dari Anda terutama yang mengendarai mobil dan motor sering mendengar atau menggunakan kopling pada kendaraan. Nah, pada kesempatan kali ini, kami akan membahas seputar komponen kopling mobil manual dan fungsinya, simak!
Kopling merupakan salah satu komponen penting pada mobil manual. Tanpa ada kopling, Anda tidak dapat mengubah transmisi percepatan suatu kendaraan.
Fungsi utama dari kopling adalah menjadi penghubung antara roda gigi transmisi dan poros engkol agar mesin bisa diatur tingkat kecepatannya.
Umumnya, Anda dapat menemukan dua jenis kopling pada mobil, yaitu kopling manual dan kopling otomatis. Seperti namanya, kopling manual dioperasikan secara manual oleh pengemudi.
Sedangkan kopling otomatis tidak perlu diatur oleh pengendara. Rasio akan diatur berdasarkan kecepatan putaran pada poros engkol. Biasanya, kopling otomatis ini dapat ditemukan di mobil matic dengan sistem CVT atau AT.
Fungsi-fungsi Kopling pada Mobil
Selain menjadi penghubung antara roda gigi transmisi dengan poros engkol agar mesin bisa diatur kecepatannya, ada beberapa fungsi kopling lainnya yang perlu Anda ketahui, yaitu:
- Menciptakan pergerakan kendaraan yang halus saat perpindahan gigi dan meningkatkan kecepatan
- Membantu pengemudi melambatkan atau menghentikan kendaraan saat berada di lampu merah atau jalanan yang macet
- Mengurangi resiko kecelakaan berat pada kendaraan yang mengalami rem blong yaitu dengan engine break
Umumnya, setiap kendaraan bermotor baik mobil atau sepeda motor mempunyai kopling ini, meskipun cara kerjanya cukup berbeda.
Baca Juga: 3 Cara Kerja Sistem Pendingin Pada Mesin Mobil, AC Dan Refrigerator
11 Komponen Kopling Mobil Manual
Dilansir dari laman Trodo, berikut adalah 11 komponen kopling pada mobil manual agar Anda dapat mempelajari fungsi dari masing-masing komponen yang ada.
1. Pedal Kopling atau Clutch Pedal
Fungsi dari pedal kopling adalah sebagai pengendali dan penghubung antara pengendara dengan komponen kopling lainnya. Dengan cara kerja seperti pengungkit, pedal terhubung dengan push rod.
Jika pedal ditekan, push rod akan mengatur kecepatan dan terhubung dengan master silinder. Ketinggian atau seberapa empuknya pedal kopling bisa diatur sesuai preferensi pengendara.
Oleh karena itu, sesuaikan kondisi pedal dengan kenyamanan masing-masing, karena jika kurang nyaman atau terlalu keras bisa berpengaruh pada keselamatan berkendara.
2. Master Silinder Kopling
Master silinder kopling berfungsi untuk mengubah tenaga mekanis dari pedal menjadi tekanan hidrolik. Umumnya, master silinder mempunyai sebuah piston. Jadi, master silinder kopling ini terhubung dengan pedal yang dihubungkan oleh push rod.
Komponen yang satu ini juga terhubung dengan sistem pengereman lewat selang minyak rem. Di dalam master silinder biasanya dapat ditemukan water jacket yang akan membantu mendinginkan mesin agar terhindar dari overheat.
3. Master Silinder Kopling Atas
Untuk beberapa mobil, master silinder dibagi menjadi dua jenis, yaitu master silinder kopling atas dan master silinder kopling bawah. Sama seperti master silinder utama, master silinder atas terhubung dengan push rod untuk menerima tekanan dari pedal kopling.
Silinder juga perlu diberi pelumas khusus atau bisa juga dengan oli rem. Mobil yang memiliki master silinder kopling atas biasanya juga mempunyai master silinder kopling bawah yang akan kami bahas di bawah ini.
4. Master Silinder Kopling Bawah
Master silinder kopling bawah seperti namanya memiliki fungsi untuk menerima tekanan dari master silinder kopling atas. Nantinya, tekanan akan diteruskan ke garpu pembebas yang berfungsi sebagai media pendorong.
Komponen ini juga perlu diberi pelumas semacam cairan khusus berupa minyak rem atau minyak kopling.
5. Actuator Cylinder
Actuator cylinder pada kopling mobil berfungsi untuk mengubah tekanan hidrolik menjadi tenaga mekanis yang akan disalurkan ke release bearing. Umumnya, ada dua jenis actuator cylinder yang dapat Anda temukan di komponen kopling mobil.
Jenis tersebut adalah tipe luar dan dalam. Perbedaannya ada pada tipe luar yang terletak di luar rumah kopling dan dilengkapi adjuster untuk mengatur ketinggian kopling. Sedangkan tipe dalam ada di dalam rumah kopling dan tidak memiliki release fork.
6. Hydraulic Clutch Pipe
Fungsi dari komponen ini adalah mengalirkan tenaga hidrolik. Biasanya, hydraulic clutch pipe terbuat dari material yang kuat ditekan namun fleksibel. Karena tekanan di dalam pipa ini cukup tinggi, jadi ujung pipa biasanya menggunakan material mika dan besi.
Baca Juga: 3 Cara Memperbaiki Injektor Motor Yang Rusak, Tergantung Kerusakan!
7. Garpu Pembebas atau Release Fork
Garpu pembebas adalah salah satu komponen yang berfungsi untuk mengubah tenaga mekanis dari actuator cylinder ke release bearing. Cara kerjanya mirip seperti pedal kopling yaitu dengan prinsip pengungkit.
Semakin panjang lengan garpu, maka kopling akan semakin ringan. Umumnya, lengan garpu pembebas yang panjang bisa ditemui di mobil besar seperti truk dan bus. Sedangkan lengan garpu pembebas yang pendek digunakan pada mobil MPV dan sedan.
8. Release Bearing
Release bearing memiliki fungsi untuk menyalurkan tekanan yang diberikan dari release fork dan actuator cylinder. Tekanan tersebut akan dialirkan ke pegas diafragma. Bentuk release bearing mirip seperti cincin tebal sehingga komponen ini dapat terhubung dengan release fork dan pegas diafragma.
9. Tutup Kopling atau Clutch Cover
Tutup kopling berfungsi sebagai rumah untuk beberapa komponen, yaitu pegas diafragma dan plat penekan atau pressure plate. Komponen ini menutupi kampas kopling dan terhubung dengan flywheel.
Pegas diafragma di dalam tutup kopling akan menekan pressure plate jika pengendara tidak menekan pedal kopling dan sebaliknya.
10. Plat Penekan atau Pressure Plate
Plat penekan berfungsi untuk menekan plat kopling dan meneruskan tekanan menuju ke kampas kopling. Kampas kopling nantinya akan terhimpit oleh flywheel atau roda gila.
Pressure plate berbentuk seperti piringan yang terbuat dari material besi dengan lubang di bagian tengah. Putaran dari plat penekan akan mengikuti putaran gigi primer kopling.
Komponen ini perlu dibuat dengan komponen yang dapat menahan tekanan, karena sama seperti clutch cover, pressure plate juga akan ikut bergerak saat flywheel bergerak.
11. Plat Kopling
Terakhir, adalah plat kopling yang fungsinya adalah untuk menerima putaran mesin agar dapat diteruskan ke transmisi. Plat kopling terbuat dari material kuat yakni baja dan dilapisi kampas kopling.
Komponen ini harus bekerja dalam keadaan optimal untuk menyalurkan putaran mesin dengan halus, hasilnya perpindahan gigi juga akan lebih halus.
Cara kerja dari komponen ini adalah dengan menghubungkannya dengan pressure plate dan flywheel atau roda gila. Saat terhimpit dengan kedua komponen tersebut, putaran mesin akan terhubung.
Di dalam plat kopling juga terdapat komponen yang menyusunnya, yaitu clutch hub, disc plate, torsion dumper, kampas kopling, cushion plate, dan paku keling.
Baca Juga: Ukuran Diameter Piston Tiger, Oversize Serta Cara Perawatannya
Demikian itulah informasi seputar komponen kopling mobil yang perlu Anda ketahui untuk mempelajari cara kerja kopling. Tentunya, seluruh komponen tersebut perlu bekerja dengan baik agar transmisi bisa berpindah secara halus.
Sebaiknya, sertakan perawatan kopling saat Anda melakukan servis bulanan pada mobil Anda, karena kopling merupakan salah satu faktor kenyamanan berkendara pada mobil manual.