Hipotesis Arti, Fungsi, Karakteristik Hingga Contoh

Melakukan sebuah riset atau penelitian, akan sangat berhubungan dengan hipotesis. Bukan saja profesional, dari anak sekolahpun sudah diperkenalkan dengan salah satu tahapan penelitian tersebut. hanya saja jenis yang dipakai dan tingkat kesulitannya akan berbeda-beda.

Untuk menambah wawasan Anda, kenali apa yang dimaksud dengan hipotesis terlebih dulu sebelum membuat sebuah penelitian. Kemudian apa fungsi, karakteristik, hingga jenisnya.

Pengertian Hipotesis

Pengertian Hipotesis

Nah ternyata kata itu diambil dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata utama, pertama adalah hupo yang memiliki makna sementara dan thesis artinya sebuah teori atau pernyataan. Jika didefinisikan secara umum, maka artinya adalah jawaban sementara dari sebuah riset atau penelitian.

Penggunaan dugaan sementara ini biasanya dipakai untuk sebuah penelitian yang memiliki sifat kuantitatif. Dimana nantinya hipotesis akan membantu proses penentuan kesimpulan riset, nantinya hasil dari dugaan itu akan diuji dengan teknik penelitian tertentu.

Untuk membuat sebuah dugaan itu, tidak pula boleh sembarangan, ada landasan teori yang jelas dan tepat sebagai pendukungnya. Supaya hasilnya pengujian benar-benar bisa dipahami dan sesuai dengan alur penelitian yang dilakukan.

Fungsi Hipotesis

Ada beberapa fungsi dari dugaan atau jawaban sementara ini, masing-masing akan sangat menunjang keberhasilan sebuah penelitian. Berikut ini penjelasannya.

Pengujian Teori

Saat menguji sebuah teori yang akan dipakai dalam sebuah penelitian, atau merupakan hasil penelitian yang akan dijadikan kesimpulan. Dibutuhkan jawaban sementara atas teori tersebut, untuk memastikan relevansi dan kompetensi dari teori untuk ditindaklanjuti. Apakah teori bisa dipakai atau perlu penelitian lebih lanjut.

Membantu Menghasilkan Sebuah Teori

Dalam proses sebuah riset, sebelum mencapai tahap mendapatkan teori akan perlu dilakukan hipotesis kuantitatif atau jenis lainnya. Agar teori yang dihasilkan benar-benar akan menjadi sebuah kesimpulan yang tepat.

Baca Juga:  Rangkaian Star Delta: Pengertian, Perbedaan dan Manfaatnya Yang Perlu Diketahui!

Memberikan Keterangan Sebuah Fenomena

Fenomena yang dimaksud adalah fenomena sosial atau kejadian nyata tentang masalah sosial, bisa dilihat dan diamati dengan jelas. Jika menggunakan alur jawaban sementara, maka fenomena akan lebih tepat dan bisa dijelaskan dengan keterangan-keterangan terkait fenomena itu sendiri.

Pedoman Arah Penelitian

Penelitian membutuhkan pedoman, supaya tahapannya jelas dan terstruktur serta endingnya sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk menentukan arah tersebut, butuh sebuah proses mencari dugaan sementara dari tema penelitian.

Lalu dugaan itu akan dijadikan pedoman awal sepanjang alur penelitian, sehingga kesimpulan bisa didapat apakah dugaan itu benar atau justru tidak benar.

Kerangka Penyusunan Kesimpulan Penelitian

Hasil hipotesis akan menjadi salah satu bagian penting untuk membuat kerangka kesimpulan penelitian. Jawaban sementara yang didapat dari penelitian itu, akan dibandingkan dengan hasil penelitian. Kemudian menjadi referensi bagi peneliti menyimpulkan risetnya. Tanpa adanya dugaan sementara, kesimpulan dari sebuah penelitian tidak akan bisa didapatkan.

Tahapan Membuat Hipotesis

hipotesis sangat penting menghindarii tesis yang dibuat tanpa arah jelas

Bukan sekedar membuat pernyataan sementara tanpa dasar, ada tahapan penting yang harus dilakukan untuk mendapatkan sebuah dugaan yang tepat. Tahapan yang perlu dilalui adalah:

Menentukan Pokok Masalah

Sebelum membuat sebuah dugaan sementara, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan apa pokok masalah yang dibahas dan dirumuskan untuk dicarikan solusinya. Dalam penentuan pokok masalah ini akan melibatkan nalar, intuisi, peristiwa yang sudah terjadi dengan dasar yang jelas sehingga perumusan masalah benar-benar tepat.

Membuat Preliminary Hypothesis

Preliminary Hypothesis adalah dugaan pendahuluan atau biasa juga disebut anggapan sementara, sebagai awal dari sebuah penelitian. Dengan adanya dugaan pendahuluan, nanti akan membantu proses penelitian menjadi lebih fokus pada sebuah masalah yang ingin dipecahkan.

Baca Juga:  Sensor Cahaya: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contoh Penggunaannya

Jika tidak ada pendahuluan, bisa jadi nantinya fakta yang akan dikumpulkan sebagai bagian penelitian menjadi tidak valid atau tidak dapat dipakai untuk membuat konklusi di akhir riset.

Mengumpulkan Fakta Pendukung

Fakta pendukung akan didapatkan berdasarkan perumusan masalah yang sudah dilakukan sebelumnya. Fakta tersebut juga harus relevan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan serta mengacu pada Preliminary Hypothesis.

Formulasi Berdasarkan Fakta Pendukung

Formulasi bisa didapatkan ketika ada hubungan antara fakta yang terkumpul. Tahapan ini adalah tahapan terbentuknya sebuah dugaan sementara yang juga akan melibatkan intuisi, sedangkan logika kadang bisa dikolaborasikan namun adakalanya terabaikan.

Dalam sejumlah pengertian hipotesis menurut para ahli, bagian formulasi ini sangat penting dalam membuat sebuah dugaan sementara sehingga tidak bisa diabaikan.

Pengujian Formulasi

Pada tahap ini, dilakukan dengan memastikan adanya kecocokan antara hipotesis dengan formula yang sudah dibuat dengan pengamatan yang sebenarnya. Alhasil verifikasi dibutuhkan untuk mendapatkan konfirmasi jika dugaan sementara adalah benar. Ada juga proses falsifikasi, ketika dugaan yang sudah dibuat ternyata salah berdasarkan hasil penelitian keseluruhan.

Penerapan

Dalam tahapan penerapan, dugaan sementara akan menjadi sebuah prediksi saja atau menjadi sebuah fakta baru.

Jenis Hipotesis

Banyak jenis dari praduga sementara, yang menjadi bagian dari sebuah riset. Dalam berbagai contoh hipotesis juga bisa dilihat jenis yang digunakan dan tidak dipakai karena tidak menunjang proses riset peneliti.

Berdasarkan Hubungan

Merupakan jenis yang terkait hubungan antar pokok masalah penelitian. Ada dua jenis utama familiar dipakai yaitu:

Alternatif

Dalam penelitian menggunakan lambang H1 atau Ha, perannya untuk menentukan hubungan beda dua variabel riset. Sehingga nantinya dapat diketahui apakah ada pengaruh antara setiap variabel atau tidak. Contohnya adalah riset tentang hubungan antara penghasilan dengan kesejahteraan pegawai swasta.

Baca Juga:  10 Perangkat Output Komputer dan Fungsinya

Dimana dalam penelitian akan melibatkan berbagai fakta tentang gaji dan kesejahteraan pegawai, sehingga akan diuji apakah gaji benar-benar mempengaruhi kesejahteraan atau tidak.

Nol

Dipakai untuk menjelaskan tidak ada hubungan antara variabel penelitian. Sebagai contoh, tingkat pendidikan tidak berpengaruh pada profesionalisme kerja. ternyata memang tidak berpengaruh, sehingga jenis dugaan ini dipakai sebagai acuan dari penelitian.

Berdasarkan Bentuk

Ada juga jenis yang didasarkan pada bentuk penerapannya. Ada yang namanya relasional, komparatif, dan Deskriptif. Dimana masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri.

Relasional

Merupakan jenis yang akan memberikan gambaran tentang hubungan dua atau lebih dari dua variabel.

Beberapa contoh hipotesis ini diantaranya adalah: hubungan antara posisi kerja dengan profesionalitas kerja. Dimana peneliti mau melihat apakah posisi kerja seorang karyawan akan mempengaruhi profesional kerjanya.

Contoh lainnya dengan dugaan hubungan antara jenis kelamin, dan umur dengan kesempatan kerja dimana ingin dilihat apakah tiga variabel tersebut punya hubungan satu sama lain atau tidak.

Komparatif

Adalah jenis yang bersifat membandingkan variabel sama pada sampel berbeda. Contohnya adalah perbandingan tingkat kehadiran mahasiswa di universitas A dan universitas B pada jurusan dan mata kuliah sama.

Deskriptif

Ada juga jenis deskriptif, yang lebih kepada penggambaran sampel dari penelitian tanpa memberikan penjelasan hubungan semua variabel yang ada di dalamnya. Contohnya adalah penggambaran tentang dua pertiga penduduk Indonesia memiliki kendaraan roda doa.

Sangat menyenangkan jika sudah paham tentang hipotesis sebagai bagian dari sebuah penelitian. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah menyusun alur penelitian dan memiliki acuan jelas dalam membuat riset tersebut.

Bagikan Postingan:

Leave a Comment