Mengetahui macam-macam resistor dan ukurannya menjadi sebuah kewajiban khususnya bagi ahli elektronika. Resistor memiliki ukuran yang terbilang cukup mungil, dengan ukurannya yang kecil resistor ini cukup berisiko untuk hilang.
Namun jangan salah, meskipun berukuran kecil tetapi komponen satu ini sangat diperlukan. Lalu, apa saja yang perlu diketahui tentang resistor? Simak penjelasan singkat di bawah ini, ya!
Seluk Beluk Resistor, Apa Saja?
Pada dasarnya, resistor termasuk dalam golongan komponen dasar. Disebut komponen dasar karena berbagai mesin elektronik memerlukan resistor agar dapat berfungsi optimal. Fungsi dari resistor ini adalah sebagai penghambat atau pembatas antara jumlah arus listrik yang masuk pada sebuah benda elektronik. Arus yang masuk tersebut perlu untuk dibatasi agar arus tidak berlebihan sehingga menyebabkan korslet, bahkan lebih parahnya menyebabkan kerusakan pada mesin.
Masing-masing alat elektronik akan memiliki spesifikasi yang berbeda. Pasalnya setiap benda elektronik memiliki daya yang berbeda, bukan? Selain bahan pembuat dan karakteristiknya yang berbeda, resistor juga memiliki besaran daya atau watt yang berbeda. Hal tersebut akan berbanding lurus dengan kemampuan dari resistor itu sendiri. Bahan-bahan resistensi pada resistor secara umum yaitu komposisi karbon, film metal, film karbon, dan juga gulungan kawat.
Sebagai komponen penting dalam elektronik, resistor memiliki penggambaran simbol. Sebagai pengetahuan tambahan, terdapat perbedaan simbol resistor versi USA dengan versi Eropa. Kamu dapat memilih salah satu simbol untuk menggambarkan kinerja resistor tersebut. Versi USA memiliki ciri khas penggambaran resistor sebagai garis zigzag lancip. Sedangkan pada versi Eropa, resistor digambarkan sebagai persegi panjang diikuti garis lurus di sisi kiri dan kanan.
Resistor Tetap dan Jenisnya
Secara umum, terdapat dua jenis resistor yaitu resistor tetap dan juga resistor variabel. Sesuai dengan namanya, resistor tetap memiliki nilai yang tetap dan tertulis pada badan resistor. Nilai tersebut ditandai dengan warna ataupun angka dan biasa digunakan untuk menghambat arus listrik secara total atau permanen. Nilai dari resistor tetap tidak akan dapat berubah karena sudah ditentukan sejak awal sebelum diciptakan. Berikut jenis dari resistor tetap:
Resistor Tetap dengan Komposisi Karbon
Resistor jenis ini terbuat dari komposisi karbon yang mana merupakan campuran antara karbon (grafit) dengan isolator yang membungkus resistor. Jenis ini merupakan tipe paling rendah karena induktansinya cukup rendah. Maka dari itu resistor jenis ini sangat cocok untuk frekuensi tinggi. Namun kelemahannya adalah menimbulkan suara bising dan jika sudah panas menjadi kurang stabil. Meskipun begitu, resistor tetap karbon cukup murah harganya.
Resistor Tetap Film
Resistor tetap jenis film memiliki 3 jenis, yaitu film metal, film karbon, dan film oxide. Jenis ini biasanya diciptakan dengan menambahkan logam murni ke dalam batang keramik resistor tersebut. Semakin besar campuran bahan maka nilai resistansi semakin kecil. Kualitas antara ketiga jenis resistor tetap film ini pun berbeda, mulai dari film metal yang paling rendah dan film oxide yang kualitasnya paling bagus. Suhunya lebih stabil dan tidak mudah menimbulkan bising atau noise saat digunakan.
Resistor Tetap Kawat
Resistor jenis ini dibuat dengan cara kawat dililitkan pada bahan keramik badan resistor. Kemudian lilitan tersebut dibungkus dengan isolator sebagai pelindung. Bentuk dari resistor tetap kawat cukup beragam, bahkan bisa dibilang cukup besar. Karena terbuat dari lilitan kawat, resistor jenis ini memiliki resistensi yang tinggi. Bahkan resistor kawat pun tahan terhadap suhu yang tinggi maka dari itu kamu bisa menggunakan pada sebuah rangkaian power.
Resistor Variabel dan Jenisnya
Selain resistor tetap, terdapat pula resistor variabel. Sesuai dengan namanya, jenis resistor ini tidak memiliki nilai yang tetap. Nilai resistensinya bisa diubah dan diatur sesuai keinginan. Sama dengan resistor tetap, resistor variabel juga memiliki 5 macam jenis, yaitu resistor variabel potensiometer, rheostat, trimpot, thermistor, serta LDR. Berikut penjelasan singkat mengenai kelima jenis resistor variabel tersebut.
Resistor Variabel Potensiometer
Resistor tidak tetap jenis potensiometer menjadi salah satu resistor yang umum digunakan. Pada resistor potensiometer, kamu dapat mengubah nilai resistensinya dengan mudah. Caranya adalah dengan memutar poros menggunakan tuas yang sudah tersedia. Biasanya nilai dari resistensi resistor ini sudah tertulis di badannya berupa angka. Perubahan nilai resistensi ini terbagi menjadi dua yaitu perubahan linear dan perubahan logaritmik yang ditandai dengan kode huruf A dan B pada resistor.
Resistor Variabel Rheostat
Jenis resistor tidak tetap yang kedua adalah rheostat. Jenis ini merupakan resistor variabel yang sangat tangguh. Mengapa dapat terjadi, pasalnya rheostat dapat tetap bekerja bahkan pada tegangan dan juga arus yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan rheostat dibuat dengan cara melilitkan kawat resistif. Pengaturan nilai resistensinya dapat kamu lakukan dengan penyapu yang terletak dan bergerak di bagian atas komponen toroid.
Resistor Variabel Trimpot
Jenis resistor variabel ini disebut trimpot (trimmer potensiometer) atau bisa juga disebut preset resistor. Resistor jenis ini memiliki fungsi yang sama persis dengan jenis resistor variabel potensiometer. Hanya saja, pada jenis trimpot tidak memiliki tuas. Maka dari itu, untuk memutar dan mengatur perubahan nilai resistensi, kamu membutuhkan alat bantu seperti obeng kecil. Ukuran dari jenis ini pun jauh lebih kecil dibandingkan jenis potensiometer.
Resistor Variabel Thermistor
Sesuai dengan namanya, jenis resistor variabel satu ini memiliki hubungan erat dengan suhu. Pasalnya, nilai resistensinya dapat berubah sesuai dengan suhu atau temperatur yang ada. Resistor thermistor memiliki dua jenis yaitu thermistor negatif dan thermistor positif. Penggunaannya pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan.
Resistor Variabel LDR
Resistor tidak tetap yang kelima yaitu LDR atau Light Dependent Resistor yang mana nilai resistensinya dapat berubah dikarenakan faktor cahaya. Resistor jenis ini memiliki bentuk silinder ataupun persegi dengan dua kaki seperti resistor pada umumnya. Penggunaannya pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari sirkuit elektronik yang sedang dirakit.
Resistor di pasaran biasanya tersedia pada ukuran yang beragam, mulai dari 1/8, 1/ 4, 1, 2, 5, 10 dan juga 20 watt. Namun tidak hanya itu, tersedia pula resistor dengan ukuran yang besar dimana nilai dari resistensinya tercantum pada badan resistor. Bentuk dari resistor ini biasanya adalah persegi panjang atapun silinder. Seperti yang telah disinggung di atas, resistor ini memiliki warna beragam yang mana menunjukkan daya yang dimiliki.
Demikian penjelasan singkat mengenai macam-macam resistor dan ukurannya. Setelah mengetahui berbagai macam jenis dan juga kegunaan resistor tersebut, lebih mudah untuk membedakan resistor, bukan? Jika tertarik, sekarang kamu dapat mulai merakit rangkaian elektronik dengan menggunakan resistor, lho! Merakit sirkuit elektronik tersebut harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar kesehatan dan keselamatan kerja terjaga. Tidak lupa pastikan untuk membeli resistor yang tepat di toko elektronik kepercayaan kamu.