Pneumatic: Pengertian, Prinsip Kerja, Fungsi, Hingga Cara Merawatnya

Pneumatic menjadi salah satu istilah yang akan Anda dengar jika Anda berkerja dalam bidang otomotif, pertambangan, penerbangan, dan lain-lain. Tapi apa yang dimaksud dengan sistem pneumatik?

Nah, agar mengetahui lebih jauh mengenai hal ini, maka Anda dapat simak ulasan berikut ini. Ya, pada kesempatan kali ini akan memberikan informasi seputar pengertian pneumatic, fungsinya, dan hal lainnya. Untuk itu silakan simak penjelasan lengkapnya.

Pengertian Pneumatic

Pengertian pneumatic

Ada berbagai bidang industri yang menggunakan sistem pneumatik ini, seperti bidang manufaktur, pertambangan, dan masih banyak lagi. Ya, ada banyak sekali perlengkapan dalam berbagai bidang industri yang menggunakan sistem ini, contohnya adalah kompresor udara, pompa air, selat hidrolik, dan sebagainya.

Lantas apa itu pneumatic? Jadi, pneumatic ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti udara. Bisa diartikan jika ini mengacu pada ilmu yang mempelajari seputar udara sebagai alat penggerak suatu benda. Nah, dalam bidang industri, ini merupakan sistem yang menggunakan udara atau gas dalam menggerakkan peralatan industri.

Prinsip Kerja

Seperti dijelaskan sebelumnya jika sistemnya ini menggunakan udara untuk menggerakkan benda. Nah, secara sederhananya ini memanfaatkan udara agar terkompresi menjadi suatu gerakan translasi di piston.

Nantinya kompresor udara tempat tersimpan udara terkompresi dalam cylinder akan melepaskan udaranya di bagian bawah kontrol listrik. Jadi, alat pneumatic akan mengubah udara yang terkompresi menjadi bekerja dengan menggunakan motor pneumatic. Nah, sistem ini bekerja menurut hukum Aerodinamika dengan menggunakan sistem susunan catu daya (energi supply), elemen masukan (sensor), elemen pengolah (processor), dan elemen kerja (actuator).

Komponen Pneumatic

Sistem ini dapat bekerja secara maksimal jika memiliki komponen yang lengkap. Berikut merupakan komponennya.

1. Kompresor

Kompresor memiliki fungsi utama untuk menaikkan tekanan udara agar tetap optimal dengan cara adalah menurunkan volumenya. Perlu diketahui jika tekanan udara lebih dari 9 bar maka akan sangat berbahaya, sedangkan jika tekanan udaranya di bawah 6 bar akan menurunkan kinerja daya mekanik silinder.

Baca Juga:  Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku, Ciri, dan Contohnya Lengkap

2. Air Trap

Untuk komponen selanjutnya ada air trap dengan fungsi untuk memisahkan kandungan air dan udara. Nantinya udara dengan tekanan tinggi akan melewati air dryer yang membuat kandungan airnya terpisah di udara. Kenapa hal ini perlu? Sebab sedikit saja ada kandungan air yang terbawa maka membuat sistem tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

3. Air Filter

Selanjutnya udara akan masuk ke air filter. Pada bagian ini, udara akan disaring kualitasnya dengan cara memisahkan udara dengan debu atau kotoran.

4. Regulator

Ada komponen regulator dengan fungsi untuk mengatur tekanan udara sehingga tekanan udaranya sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

5. Selenoid Valve

Selenoid Valve memiliki bentuk seperti katup. Untuk fungsinya sendiri adalah sebagai alat mengarahkan aliran yang berasal dari udara bertekanan dengan menggunakan sistem yaitu coil electric.

6. Air Cylinder

Air Cylinder atau yang disebut dengan actuator atau silinder udara merupakan komponen sepanjang dari pneumatic. Jadi, setelah udara bertekanan dibawah ke solenoid valve dari actuator me inlet, maka piston akan bergerak secara maju. Sedangkan jika udara diarahkan ke outlet, maka piston akan bergerak mundur.

Kelebihan dan Kekurangan

Pneumatic pun pastinya memiliki berbagai kelebihan dan kekurangannya. Jadi, Anda harus tahu mengenai kelebihan serta kekurangannya. Ringkasan mengenai kelebihan dan kekurangannya akan dipaparkan berikut.

Kelebihan Sistem Pneumatic

  • Dengan menggunakan udara maka tenaga penggerak yang digunakan bisa ditemukan dengan mudah dan jumlah tidak terbatas
  • Bersih serta kering
  • Dapat disimpan sebaik mungkin
  • Tidak terlalu terpengaruh dengan suhu
  • Lebih aman dari terjadinya kebakaran hingga ledakan
  • Tidak perlu menggunakan pendingin cairan
  • Lebih murah dan sederhana

Kekurangan Sistem Pneumatic

  • Memiliki daya mekanik rendah
  • Menghasilkan suara bising sehingga sangat menggangu
  • Memilih biaya perawatan cukup mahal
  • Kerusakan alat bisa terjadi dengan mudah jika adanya udara yang mengandung air dan kotoran
  • Mudah terjadi ketermampatan
Baca Juga:  Pengertian dan Cara Menghitung Frekuensi Getaran

Fungsi Pneumatik

Pneumatic menjadi sistem yang memiliki hubungan dengan udara, dengan kegunaan atau fungsi secara garis besar adalah untuk mencekam serta menggeser benda, dan fungsi lainnya adalah untuk mengatur posisi dan arah benda kerja sesuai kebutuhan.

Pengaplikasian Pneumatic

Untuk pengaplikasiannya dalam dunia industri, dengan penerapannya sebagai berikut

  • Pengepakan
  • Feeding
  • Pengukuran
  • Pemutar dan pembalik benda kerja
  • Untuk pemilihan bahan-bahan
  • Pengatur buka tutup
  • Pencetak benda kerja

Perbedaan Sistem Pneumatic dan Sistem Hidrolik

Selain ada sistem pneumatik atau pneumatic, ada juga sistem hidrolik. Untuk perbedaan pneumatic dan hidrolik adalah sebagai berikut ini.

1. Cara Kerja

Tentunya keduanya memiliki perbedaan dalam hal cara kerja. Jadi, jika pneumatik menggunakan udara yang telah dimampatkan untuk menghasilkan gerak, lalu untuk hidrolik cara kerjanya menggunakan fluida atau zat cari sebagai media kerjanya.

Sistem pneumatik ini pun sangat bergantung dengan kompresor agar dapat menghasilkan udara bertekanan, udara tersebut nantinya digunakan sebagai media kerja. Sedangkan untuk hidrolik memanfaatkan fluida tidak terkompresi guna menghasilkan tenaga mekanik. Dari sini juga dapat disimpulkan jika tenaga penggerak untuk menghasilkan tenaga mekanik keduanya berbeda, jika pneumatik menggunakan udara, sedangkan untuk hidrolik menggunakan fluida atau zat cair untuk

2. Pengguna

Dalam penggunanya keduanya pun berbeda. Untuk pneumatic lebih dari digunakan untuk industri dalam bidang otomotif, packing, makanan, kedokteran, pertambangan, dan sebagainya. Sementara untuk hidrolik sering digunakan pada bendungan sungai, turbi, dan erosi.

3. Penerapan

Untuk pneumatic sendiri lebih sering penerapannya digunakan pada industri yang memiliki daya mekanik rendah, yaitu yang memiliki tekanan sekitar 80-100 psi saja. Lalu untuk hidrolik lebih sering diterapkan pada industri memiliki daya mekanik tinggi, yaitu sekitar 1.000-5.000 psi.

Baca Juga:  1 Ton Berapa Kg? Inilah Jawabannya

Tips Merawat Tabung Sistem Pneumatik

Tips Merawat Tabung Sistem Pneumatik

Tabung pneumatik menjadi bagian yang sering bermasalah, untuk itu Anda perlu mengetahui berbagai tips dalam merawatnya. Langsung saja berikut adalah tipsnya.

1. Membatasi Udara yang Masuk

Tips pertama adalah dengan membatasi udara yang masuk ke dalam tabung. Aturlah tekanan maksimal 6 Kpa, agar seal dalam tabung tidak cepat pecah. Tabung dapat pecah jika tekanan kompresor terlalu tinggi.

2. Gunakan Filter Double Glass

Selanjutnya bisa menggunakan filter jenis double glass yang sudah ada oil pelumasnya. Hal ini agar oli tersebut dapat masuk ke dalam tabung, sehingga akan melumasi seal di dalam tabung.

Jika Anda terlanjur menggunakan filter jenis single glass, maka bisa isi oli pelumas secara mandiri. Caranya buka selang output dan isi oli pelumas. Baiknya gunakan oli tipe SAE 10.

3. Rutin Kuras Angin

Terakhir jangan lupa untuk rutin menguras angin atau udara pada kompresor. Hal ini perlu dilakukan sebab angin yang mengendap lama kelamaan akan menjadi air. Air dapat membuat tabung kaku, ratak, serta menyebabkan kebocoran.

Penutup

Pneumatic atau sistem Pneumatic merupakan sistem yang memanfaatkan tekanan udara untuk media penggerak. Jadi, udara akan diatur tekanannya dengan menggunakan kompresor sehingga mampu menggerakkan alat-alat industri di berbagai bidang. Sistem ini mampu membuat kinerja lebih cepat dan efesien.

Berbagai komponen dalam sistem pneumatik agar dapat bekerja secara maksimal antara lain ada Kompresor, air trap, air filter, regulator, selenoid valve, dan air cylinder. Untuk pengaplikasian dalam dunia industri, ini dapat diaplikasikan untuk pengepakan, feeding, pengukuran dan masih banyak lagi.

Bagikan Postingan:

Leave a Comment