Pengertian Rangkaian Inverter, Jenis, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Inverter menjadi perangkat elektronika yang dikatakan sangat penting dalam dunia teknisi kelistrikan. Alasannya karena inverter itu sendiri bisa mengubah arus DC agar menjadi arus AC. Rangkaian inverter mempunyai peran yang sangat penting untuk diperhatikan.

Khususnya bagi Anda yang saat ini sedang menekuni bidang teknisi kelistrikan. Berhubung banyaknya informasi yang berhubungan dengan inverter, maka tidak sulit bagi Anda untuk memahami inverter secara mendetail. Baik dari segi pengertian, cara kerja, jenis dan lainnya.

Apa itu Rangkaian Inverter?

Rangkaian inverter 3 fasa merupakan perangkat elektronika yang bisa melakukan pengubahan aliran listrik searah atau DC agar menjadi arus AC atau aliran bolak-balik.

Anda membutuhkan frekuensi maupun tegangan yang cocok sesuai rancangan di rangkaian agar menciptakan arus yang bisa berubah. Pada biasanya inverter akan berbentuk persegi panjang yang ditenagai oleh kombinasi baterai. Untuk baterai tersebut akan dihubungkan secara paralel.

Secara umum, ukuran dari inverter kisaran antara 100 watt sampai lebih dari 5000 Watt. Apabila konversi DC ke AC di bagian converter dapat melakukan pengubahan energi yang tersimpan pada sumber DC. Contohnya baterai atau output penyearah yang dapat diubah menjadi arus bolak-balik.

Pada biasanya konversi DC ke AC akan dilakukan dengan cara menggunakan perangkat switch yang dimatikan, kemudian dihidupkan, setelah itu ditingkatkan menggunakan transformator.

Sementara tegangan input DC akan dinyalakan, kemudian dimatikan perangkat daya yaitu transistor daya maupun pulsa yang diumpankan pada sisi utama dari transformator trafo yang ada di perangkat.

Inverter memiliki fungsi sebagai alat yang dapat meningkatkan tegangan keluaran di bagian rasio sesuai yang telah ditentukan rasio putaran.

Beberapa dari kasus tegangan keluaran akan dinaikkan dari standar 12 volt dipasok baterai menjadi 120 volt maupun 240 volt AC. Sementara hasil dari proses tersebut bisa dilihat di aki maupun baterainya.

Baca Juga:  Gejala Kerusakan pada Setrika, penyebab kerusakan dan Cara Memperbaikinya

Jenis Inverter

Jenis Inverter

Selama perkembangannya, inverter memang tidak hanya bisa digunakan untuk melakukan pengubahan arus listrik saja. Akan tetapi rangkaian ini juga bisa melakukan pengubahan daya sesuai frekuensi yang diinginkan.

Ada beberapa jenis inverter yang ditawarkan dan sangat disarankan bagi Anda untuk memahami jenis-jenisnya terlebih dahulu supaya bisa menentukan pilihan inverter sesuai dengan kebutuhan. Berikut informasi selengkapnya:

1. Variable Speed Drive atau VSD

Untuk jenis inverter yang pertama ini adalah gabungan rectifier dan juga inverter. Akan tetapi untuk VSD ini tidak memiliki baterai seperti UPS. Sementara konversi tegangan di jenis inverter VSD sejatinya untuk melakukan proses digitizing frekuensi di tegangan DC.

Pada akhirnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, kemudian tegangan bisa konversikan lagi agar menjadi AC. Secara umum, untuk fungsi rangkaian inverter sederhana ini bisa dijumpai di perangkat listrik yang menggunakan jenis konduksi tertentu, contohnya motor listrik.

2. Car Inverter atau Portable

Keberadaan dari tegangan arus AC yang ada di mobil bisa menimbulkan fungsinya bertambah. Seperti bisa digunakan untuk melakukan charger laptop. Pada biasanya untuk car inverter ini memiliki daya yang cukup kecil.

Bahkan, tidak memiliki daya di atas 200 W. Alasannya karena adanya pembagian arus listrik bersumber dari aki mobil. Oleh karena itu, aki berperan sebagai sumber daya.

3. Solar Inverter

Untuk jenis solar inverter ini banyak dimanfaatkan untuk melakukan perubahan pada tegangan DC bersumber dari solar panel maupun aki yang menuju aliran listrik AC. Sekarang inverter sudah menggunakan charger baterai. Untuk itu dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengisian daya.

4. Interruptible Power Supply atau UPS

UPS juga menjadi rangkaian yang tersusun dari gabungan rectifier maupun inverter. Untuk keduanya memiliki fungsi secara berlawanan. Hal ini memang berbeda dengan inverter yang dapat melakukan pengubahan arus DC menjadi AC resistive yang terdapat di interrupt.

Baca Juga:  Kompresor Kulkas Panas Apakah Normal, Simak Penjelasan Berikut!

Tipe power supply akan melakukan pengubahan arus AC agar menjadi DC. Di sini interval memiliki fungsi untuk mengembalikan aliran listrik ke PLN. Sedangkan rectifier berfungsi untuk pengisi tegangan listrik di sebuah baterai. Ada juga stabilizer sebagai stabilisator tegangan yang maksimal.

Fungsi Inverter

Fungsi Inverter

Fungsi utama dari inverter yaitu melakukan pengubahan aliran listrik searah atau DC agar menjadi AC atau arus bolak-balik. Pada biasanya konversi DC ke AC akan dilakukan dengan cara menggunakan perangkat transformator dan switching data dari hasil pengukuran tegangan.

Bisa juga dilihat dari segi frekuensi keluaran. Selain itu juga dapat digunakan untuk sumber energi listrik yang berasal dari tegangan listrik DC. Sehingga untuk tegangan listrik AC bisa mencukupi kebutuhan listrik sesuai yang dibutuhkan.

Untuk mengetahui mengenai fungsi apa saja yang ditawarkan oleh rangkaian inverter, silahkan Anda menyimak ulasan berikut:

1. Sebagai Pengontrol Variabel

Fungsi dari inverter juga berperan sebagai pengontrol variabel yang dapat dilihat di bidang otomatisasi industri secara umum akan dipasang di proses linear. Untuk itu parameternya bisa terjadi secara berubah-ubah. Contohnya grafik sinus yang membutuhkan putaran.

2. Mengubah Tegangan DC ke Ac

Berhubung inverter menjadi pengubah tegangan dari rangkaian inverter DC to AC, untuk itu disebut sebagai inverter DC to AC. Proses tersebut dilakukan dengan melakukan pengubahan kecepatan yang ada di motor AC dengan melakukan pengubahan frekuensi keluarannya.

Cara Kerja Inverter

Masing-masing dari rangkaian elektronika pastinya membutuhkan inverter dengan cara kerja yang tidak sama. Namun pada dasarnya rangkaian ini mengkonversikan tegangan DC agar menjadi tegangan AC dan memiliki frekuensi tegangan AC yang bisa diatur.

Untuk tegangan sumber tersebut bisa berasal dari baterai 12v DC yang dikonversikan agar menjadi tegangan DC tinggi yaitu sebesar 320V. Bisa juga berasal dari aki. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja inverter yang ada di rangkaian elektronika, simak penjelasan selengkapnya berikut:

Baca Juga:  Anoda Katoda Dioda, Jenis, Karakteristik dan Cara Kerjanya

1. Diode

Diode

Diode memiliki fungsi untuk mengembalikan tegangan listrik AC yang kemudian dilanjutkan menuju kapasitor. Kapasitor inilah yang memberikan dukungan dengan cara melakukan supply ketika terjadi daya. Nantinya arus tersebut akan diterima oleh mosfet yang memiliki tegangan tinggi.

Tujuannya supaya aliran AC bisa kembali. Dari aliran AC inilah yang akan dikendalikan regulator gelombang. Apabila arus listrik sudah melalui seluruh komponen, maka daya yang dihasilkan bisa sesuai inverter yang sedang digunakan.

2. Trafo

Trafo

Inverter banyak digunakan sebagai penurun tegangan listrik menggunakan tipe AC yang sebelumnya sudah dialirkan mosfet di bagian trafo pada saat fungsinya dijalankan. Setelah itu, menghasilkan aliran AC, otomatis akan mengalir ke arah diode.

3. Mosfet

Mosfet

Mosfet termasuk sebagai komponen yang memiliki fungsi untuk melakukan pengubahan aliran listrik dari DC ke AC. Ketika sumber listrik masuk ke sekring, maka akan dilanjutkan ke mosfet dengan tegangan yang relatif rendah.

Dari sinilah, mosfet akan melakukan pengubahan menjadi aliran AC. Setelah itu aliran tersebut akan dilanjutkan pada trafo supaya tegangan listrik menurun.

4. Kabel

Kabel

Kabel memiliki fungsi sebagai penghantar aliran listrik. Oleh karena itu, daya yang harus dimanfaatkan bisa disesuaikan pada komponen inverter yang lainnya. Jika komponen sudah disesuaikan dengan rangkaian, otomatis output yang dihasilkan tidak maksimal atau lebih kecil.

Dalam rangkaian inverter tidak hanya digunakan untuk melakukan pengubahan arus listrik saja. Namun, juga bisa melakukan pengubahan daya yang sesuai frekuensi, keinginan dan kebutuhan penggunanya.

Pada rangkaian ini memiliki beberapa jenis pengaturan. Baik itu kecepatan frekuensi torsi maupun yang lainnya. Untuk itu, harus diperhatikan dengan sebaik mungkin supaya tidak salah.

Bagikan Postingan:

Leave a Comment