Pengertian, Rumus, Ciri-Ciri, dan Penerapan Rangkaian Listrik Paralel

Secara umum, terdapat dua macam rangkaian listrik, yakni rangkaian listrik paralel dan seri. Masing-masing mempunyai fungsi dan kelebihannya masing-masing. Pada dasarnya, hampir semua kebutuhan listrik sehari-hari menerapkan konsep tersebut.

Oleh karena itu, kali ini Anda akan mempelajari lebih lanjut terkait pengertian, ciri-ciri, kelebihan, hingga contoh penerapan rangkaian paralel. Mengingat fungsinya sangat beragam, pengetahuan tersebut mungkin akan membantu dalam keperluan tertentu seperti instalasi listrik dan sebagainya.

Definisi dan Pengertian Rangkaian Listrik Paralel

Definisi dan Pengertian Rangkaian Listrik Paralel

Sebenarnya ada cukup banyak definisi terkait hal tersebut. Akan tetapi, secara garis besar rangkaian paralel adalah sebuah rangkaian elektronik yang disusun secara bersusun atau berderet. Sementara itu, sumber arus listrik di dalamnya bercabang.

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa masing-masing komponen yang dilalui oleh arus dapat dijumlahkan guna mendapatkan perhitungan total arus. Jadi, rumus dalam rangkaian ini adalah 1/Rs + 1/R1 dan seterusnya. R dalam rumus tersebut adalah besaran resistansi atau hambatan.

Baik itu jenis listrik paralel maupun seri biasanya sudah dipelajari di bangku sekolah seperti SD atau SMP. Hanya saja, pelajaran tersebut hanya masih berada di pembahasan dasar. Sementara itu, untuk aplikasi pada komponen elektronika atau instalasi listrik tentu membutuhkan pembelajaran lebih lanjut.

Rumus Rangkaian Paralel

Rumus Rangkaian Paralel

Untuk memudahkan dalam perhitungan berbagai komponen, Anda perlu mengetahui beberapa rumus yang berlaku pada rangkaian jenis ini. Mengingat beberapa orang berpendapat bahwa perhitungan di jenis ini lebih rumit dibandingkan seri, maka Anda harus benar-benar teliti dalam mempelajari dan menghitungnya.

1. Tegangan

Dalam sebuah rangkaian elektronika, tegangan disimbolkan dengan lambang V dengan satuan volt. Nama satuan tersebut diambil dari salah satu ilmuwan berasal dari Italia, yakni Alessandro Volta. Ia merupakan ilmuwan dengan cukup banyak hasil penemuan terkait elektronika, salah satunya adalah tegangan listrik.

Baca Juga:  Sekolah Sebagai Institusi: Fungsi, Jenis Dan Masa Depannya

Untuk mengetahui tegangan pada jenis ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Pada dasarnya, jumlah tegangan di rangkaian ini memiliki besaran sama di setiap komponen. Oleh karena itu, bisa dikatakan rumus tegangan adalah V = V1 = V2 = … = Vn.

2. Arus

Selanjutnya, ada juga perhitungan terkait dengan arus listrik. Arus mempunyai satuan ampere dengan simbol I. Sama seperti sebelumnya, ampere diambil dari nama seorang ilmuwan, namun kali ini berasal dari Perancis dengan nama Andre-Marie Ampere.

Dalam perhitungan arus sebenarnya masih berkaitan dengan teori hambatan atau Ohm. Jadi, Anda bisa menggunakan rumus total I = I1 + I2 + I3 + … + In. Dari kedua perhitungan ini, sepertinya semuanya masih bisa dipahami dengan mudah karena tidak terlalu rumit.

3. Induktor

Dalam sebuah rangkaian, induktor disimbolkan dengan lambang L atau satuan Henry. Satuan tersebut diambil dari nama Joseph Henry, yakni seorang ilmuwan berasal dari Amerika Serikat. Ia merupakan penemu teori elektromagnet yang sampai saat ini diaplikasikan ke banyak peralatan elektronik.

Sementara itu, rumus dalam menghitung induktor bisa didapatkan dengan cara penggunaan prinsip total induktor berkebalikan dengan jumlah induktansi masing-masing. Dari penjelasan tersebut, bisa dituliskan bahwa rumus induktor adalah 1/L total = 1/L1 + 1/L2 + … + 1/Ln.

Akan tetapi, terdapat satu kondisi khusus ketika rumus di atas tidak dapat digunakan, yaitu saat induktor berada di sekitar medan magnet. Hal tersebut dikarenakan adanya timbal balik dari setiap induktansi dan medan magnet tersebut disimbolkan dengan huruf M.

4. Kapasitor

Kapasitor dinyatakan dalam satuan farad dengan simbol C. Satuan tersebut berasal dari nama ilmuwan bernama Michael Faraday. Ia termasuk ilmuwan yang cukup berjasa terutama dalam berbagai macam teori di bidang elektro.

Baca Juga:  29 Inch Berapa Cm? Ini Dia Perhitungan yang Benar

Untuk menghitung besar kapasitor, rumusnya hampir sama dengan perhitungan arus, yakni menjumlahkan di setiap rangkaian. Jadi, bisa dituliskan rumus tersebut sebagai C total = C1 + C2 + … + Cn. Simbol n merupakan jumlah rangkaian.

5. Hambatan

Terakhir adalah hambatan. Dalam sebuah rangkaian elektronik, hambatan adalah salah satu hal yang penting dipahami. Hambatan atau resistansi mempunyai satuan ohm dan disimbolkan dengan huruf R. Nama satuan tersebut diambil dari seorang ilmuwan bernama Georg Ohm.

Dalam menghitung hambatan, Anda bisa mencarinya dengan menambahkan kebalikan angka resistor. Kemudian ambil kebalikan dari jumlah tersebut sehingga total yang didapatkan akan lebih kecil dari angka resistor. Secara sederhana, rumus perhitungannya adalah 1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … + 1/Rn.

Ciri-Ciri Rangkaian Listrik Paralel

Agar lebih mudah dalam membedakan rangkaian listrik paralel dan seri, Anda perlu mengetahui apa saja ciri-ciri khususnya. Selain itu, penting juga untuk mempelajari kelebihan serta kekurangan sehingga dapat menjadi pertimbangan ketika hendak mengaplikasikannya.

1. Ciri-ciri

Salah satu ciri-ciri rangkaian paralel paling menonjol adalah rangkaiannya cenderung bercabang. Hal tersebut bisa dilihat dari bagaimana skema instalasi rangkaiannya. Kemudian, apabila terdapat satu komponen dimatikan, maka hal tersebut tidak akan berpengaruh pada komponen lainnya. Artinya, komponen tersebut akan tetap hidup.

Ciri berikutnya adalah arus listrik setiap rangkaian akan selalu sama. Karakteristik ini dapat dilihat dari bagaimana rumus perhitungan arus seperti pembahasan di bagian sebelumnya. Pada umumnya, rangkaian paralel mempunyai banyak sakelar yang berfungsi menghidupkan atau mematikan komponen sesuai kebutuhan.

2. Kelebihan

Dibandingkan jenis seri, jenis paralel memang memiliki beberapa kelebihan yang kerap menjadikannya sebagai pilihan dalam sebuah instalasi elektronika. Kelebihan pertama adalah hambatan yang dihasilkan relatif kecil. Hal ini akan membantu komponen untuk bisa menyala dengan baik.

Baca Juga:  Bagaimana Cara Pemasangan Komponen-komponen Instalasi Listrik di Tempat Tinggal?

Kemudian, masing-masing komponen juga dapat bekerja secara bebas tanpa terpengaruh oleh kondisi komponen lain. Artinya, ketika salah satu komponen rusak, maka komponen lain tidak akan ikut rusak ataupun mati.

3. Kekurangan

Di samping kelebihannya, Anda juga harus mempertimbangkan beberapa kekurangannya. Pertama, rangkaian ini memerlukan biaya lebih mahal dikarenakan komponen di dalamnya cukup banyak. Selain itu, jenis paralel juga tidak terlalu efektif dalam menghantarkan arus listrik. Terakhir, penyusunan rangkaiannya cenderung rumit sehingga diperlukan ketelitian.

Contoh Aplikasi dan Penerapan di Kehidupan Sehari-Hari

Contoh Aplikasi dan Penerapan di Kehidupan Sehari-Hari

Contoh rangkaian paralel paling sering ditemui dalam penerapan jenis ini adalah pada instalasi lampu rumah. Pemasangan komponen elektronik ini akan dirangkai secara paralel karena akan mempunyai hambatan total lebih kecil dan menyala lebih terang.

Berikutnya, instalasi lampu lalu lintas pun juga merupakan salah satu contoh penerapan jenis ini. Tujuan dari penggunaan rangkaian paralel agar setiap lampu dapat menyala bergantian antara hijau, kuning, dan merah.

Terakhir adalah lampu LED, terutama jenis yang berkelap-kelip. Dalam lampu ini, Anda bisa memperhatikan ketika terdapat satu bola lampu yang mati, maka bola lampu lainnya tidak akan ikut mati kecuali mengalami kerusakan sama. Hal tersebut dikarenakan adanya penerapan instalasi secara paralel.

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa rangkaian listrik paralel cukup dekat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam komponen penerangan seperti lampu. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa tidak semua instalasi cocok menggunakan jenis ini.

Oleh karena itu, Anda harus mempelajari betul mulai dari ciri-ciri, kelebihan, kekurangan, hingga rumus-rumus yang berkaitan dengannya. Dengan begitu, maka akan jauh lebih mudah dalam memperhitungkan apakah hendak menggunakan jenis seri atau paralel.

Bagikan Postingan:

Leave a Comment