Pengertian Resistor, Jenis, dan Rumusnya

Anda pasti tidak asing dengan istilah resistor bukan? Tentunya nama komponen ini sangat sering Anda dengar saat menggeluti dunia elektronika. Lalu apa itu resistor? Apa saja jenis dari resistor? Dan rumus apa yang bisa dipakai untuk menghitung resistor? Untuk tau semua jawaban dari pertanyaan tersebut, mari simak bersama artikel berikut ini.

Pengertian Resistor

Resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang mampu menghambat arus listrik, resistor juga sering disebut dengan hambatan atau tahanan. Resistor tergolong kedalam jenis komponen elektronika pasif karena tidak membutuhkan arus listrik untuk membuatnya bekerja. Resistor biasanya terbuat dari bahan ataupun material karbon / keramik yang memiliki bentuk kemasan seperti tabung. Semakin besar nilai resistansi dari resistor maka akan semakin besar pula diameter dari tabung yang dipakai.

Resistor mempunyai banyak kegunaan dalam sebuah rangkaian, diantaranya adalah: untuk menghambat arus listrik yang mengalir, digunakan sebagai pembagi tegangan, digunakan untuk pembagi arus, sebagai pengaman arus, dan lain sebagainya. Resistor memiliki satuan yang disebut dengan Ω (Ohm), satuan ini diambil dari nama si penemu yaitu Georg Simon Ohm yang merupakan ahli fisikawan di jerman.

Jenis Resistor

Jenis resistor dilihat dari nilai hambatan atau tingkat resistivitas terbagi menjadi empat golongan yaitu:

1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan jenis resistor yang memiliki nilai konstan atau tetap, resistor ini sering digunakan pada rangkaian listrik atau rangkaian elektronika. Nilai tetap yang dimiliki resistor dapat diketahui melalui suatu kode warna atau kode angka pada badan resistor.

Resistor Tetap (Fixed Resistor)

Contoh dari resistor tetap adalah resistor karbon, resistor film karbon, resistor metal film, dan lainnya. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai jenis resistor tetap:

Baca Juga:  Kode Remot TV JVC yang Wajib Diketahui

a) Resistor Karbon

Resistor karbon adalah jenis resistor yang terbuat dari komposisi karbon halus yang kemudian dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) supaya memperoleh nilai resistansi yang di inginkan. Semakin banyak bahan karbon yang digunakan maka semakin rendah pula nilai resistansi atau tahanan. Nilai resistansi yang sering ditemukan pada pasaran untuk sebuah resistor berjenis karbon adalah berkisar dari 1Ω sampai dengan 200MΩ dengan daya sebesar 1/10 W sampai dengan 2 W.

b) Resistor Film Karbon

Resistor film karbon merupakan resistor yang didalamnya terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan substrat isolator kemudian dipotong tipis berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung dari proporsi antara karbon dan isolatornya. Semakin banyak karbon maka nilai hambatannya semakin rendah. Kelebihan dari bahan film karbon adalah nilai resistansi yang dihasilkan memiliki toleransi yang lebih rendah dan rendahnya kepekaan terhadap suhu bila dibandingkan dengan resistor karbon.

Nilai resistansi film karbon yang berada dipasaran umunya rentang 1 Ω hingga 10 MΩ dengan daya sebesar 1/6 W sampai 5 W. karena memiliki kepekaan yang rendah terhadap suhu, maka resistor jenis film karbon dapat bekerja dalam rentang suhu berkisar -55°C sampai 155°C.

c) Resistor Metal Film

Resistor metal film adalah jenis resistor yang lapisannya terbuat dari bahan metal film atau logam film yang tipis ke sibrat keramik dan kemudian dipotong dalam bentuk spiral. Nilai resistansi pada jenis ini dipengaruhi oleh lebar, panjang, dan ketebalan dari spiral logamnya.

Secara garis besar resistor metal film adalah jenis resistor dengan bahan terbaik diantara jenis-jenis resistor tetap yang ada (resistor karbon dan resistor film karbon).

2. Resistor Variabel (Variable Resistor)

Resistor variabel merupakan jenis resistor yang dapat berubah-ubah nilainya sesuai dengan kebutuhannya dalam sebuah rangkaian elektronika atau rangkaian listrik. Resistor variabel mempunyai fungsi untuk mengatur besaran listrik pada suatu rangkaian sesuai dengan kebutuhan. Resistor variabel contohnya adalah potensiometer, rheostat, dan trimpot. Berikut adalah penjelasan singkatnya:

Baca Juga:  Cara Menghitung Resistor 4 Warna yang Paling Mudah untuk Dipraktekkan

2. Resistor Variabel (Variable Resistor)

a) Potensiometer

Potensiometer adalah jenis resistor variabel yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah, cara merubah nilai resistansinya adalah dengan memutar poros melalui sebuah tuas yang sudah tersedia pada sebuah potensiometer. Nilai resistansi pada sebuah potensiometer biasanya sudah tertulis di badan potensiometer dengan bentuk kode angka.

b) Rheostat

Rheostat adalah jenis resistor variabel yang dapat bekerja pada tegangan dan arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari bahan lilitan kawat resistif dan untuk melakukan pengaturan nilai resistansi adalah dengan cara gerakan penyapu yang berada pada bagian atas toroid.

c) Trimpot

Trimpot (trimmer potentiometer) atau sering juga disebut dengan preset resistor merupakan jenis resistor variabel yang mempunyai fungsi seperti layaknya potensiometer, akan tetapi ukuranya lebih kecil dan juga tidak ada tuas di dalamnya. Untuk mengatur nilai resistansinya diperlukan alat bantu untuk memutar porosnya yaitu bisa menggunakan obeng kecil.

3. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah jenis resistor variabel yang nilai tahananya dapat berubah berdasarkan pengaruh dari suhu atau temperatur. Thermistor adalah singkatan dari thermal resistor, thermistor sendiri terbagi menjadi dua yaitu Thermistor Positive Temperature Coefficient (Thermistor PTC) dan Thermistor Negative Temperature Coefficient (Thermistor NTC).

Thermistor (Thermal Resistor)

4. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor variabel yang nilai tahananya dapat dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diperolehnya.

LDR (Light Dependent Resistor)

Rumus Resistor

1. Rumus Resistor Seri

Rumus resistor yang dirangkai secara seri bisa dihitung menggunakan rumus:

Rumus Resistor Seri

2. Rumus Resistor Paralel

Untuk melakukan perhitungan pada rangkaian paralel tinggal menggunakan rumus resistor yang dirangkai secara paralel sebagai berikut:

Rumus Resistor Paralel

3. Rumus Hukum Ohm

Rumus yang sering digunakan dalam melakukan perhitungan resistor dalam rangkaian adalah menggunakan hukum ohm:

Baca Juga:  Cara Penggunaan Multitester Digital yang Wajib Dipahami

Rumus Hukum Ohm

Keterangan:

R = nilai hambatan dengan satuan Ohm

V = nilai tegangan dengan satuan yang digunakan Volt

I = nilai arus yang mengalir dengan satuan ampere

Bagikan Postingan:

Leave a Comment