Proses Refinery: Pengertian, Jenis Beserta Fungsinya

Menurut kamus Cambridge, refinery adalah pabrik yang mengolah suatu zat atau bahan mentah seperti minyak atau gula menjadi murni melalui proses penyulingan. Dengan begitu, kita bisa tahu bahwa refinery sebenarnya tak terbatas pada minyak saja.

Namun jika dilihat dalam artian yang lebih spesifik, maka refinery adalah pabrik/kilang yang mengolah/menyuling minyak mentah menjadi BBM (Bahan Bakar Minyak) jadi seperti bensin, diesel, atau kerosin.

Kilang minyak memainkan peran yang sangat penting di dunia transportasi, bahkan lebih penting dari tambang minyak itu sendiri. Sesudah minyak mentah disuling, maka hasilnya bisa digunakan dan dijual untuk berbagai tujuan.

apa itu proses refinery
Ilustrasi pabrik proses refinery

Nah pada kali ini, kami akan membahas secara detail mengenai refinery mulai dari proses, jenis, hingga fungsinya. Oleh karena itu, simaklah pembahasan berikut.

Proses Refinery

Untuk mengolah/menyuling minyak mentah tentunya memerlukan proses yang tidak singkat. Mungkin beberapa produk seperti Oli/pelumas bisa langsung digunakan/dijual setelah proses distilasi. Namun untuk produk-produk jadi lainnya membutuhkan proses penyulingan yang lebih lanjut agar bisa dipakai secara optimal.

Proses refinery dibagi menjadi 5 tahap yaitu: distilasi, cracking, reforming, treating, dan blending. Berikut ini adalah pembahasan lengkapnya:

1. Proses Distilasi

Distilasi merupakan suatu proses untuk memisahkan zat tertentu pada minyak mentah berdasarkan titik didihnya. Pada proses ini, zat kimia pada minyak mentah akan dipanaskan menjadi uap air, lalu akan dinaikkan lagi untuk didistilasikan kembali dalam zat yang berbeda.

Setiap kolom distilasi memiliki fraksinya sendiri agar zat kimia yang dipanaskan di dalamnya bisa naikĀ  dan dipanaskan lagi dalam suhu yang berbeda. Dan di setiap kenaikannya, zat kimia tertentu akan dipisahkan dari minyak mentah.

Semakin tinggi kolom distilasi, maka suhunya akan semakin rendah dari yang dibawahnya. Jadi saat zat kimia tervaporisasi dan naik ke kolom diatasnya, zat tersebut akan dikondensasikan lagi di dalam fraksinya.

Baca Juga:  Pengertian Rangkaian Listrik Campur, Seri, Paralel dan Rumusnya

Bisa kita lihat pada kolom pertama (yang paling atas), distilat yang dihasilkan adalah gasoline/bensin dengan oktan rendah atau sedang. Sedangkan untuk bensin dengan oktan tinggi seperti pertamax akan dihasilkan oleh naptha pada kolom kedua.

Lalu pada kolom ketiga akan menghasilkan kerosin atau avtur. Disusul pada kolom keempat akan menghasilkan distilat diesel, yang biasa digunakan untuk bensin jenis dexlite atau biosolar.

Lalu untuk kolom terakhir dengan titik didih tertinggi akan menghasilkan residu. Residu sendiri merupakan hasil zat yang tersisa dari suatu proses zat kimia tertentu. Residu biasanya dijadikan aspal atau lilin.

2. Cracking

proses cracking
Proses cracking pada refinery

Beberapa produk distilat seperti bensin membutuhkan pemrosesan yang lebih lanjut berupa cracking. Proses cracking dilakukan dengan memecah molekul hidrokarbon yang lebih besar menjadi molekul yang lebih kecil dengan cara katalis/pemanasan, yang mana nanti molekulnya akan terfragmentasi jadi beberapa bagian.

Proses cracking membutuhkan penjagaan dengan ketelitian yang tinggi. Selain itu, juga ada produk distilat yang tak memerlukan proses ini seperti oli/pelumas. Oleh karena itulah proses ini dilakukan terpisah dengan distilasi.

3. Reforming

Proses reforming dilakukan untuk meningkatkan volume dan kualitas dari produk yang disuling dari refinery. Setelah melalui tahapan-tahapan reforming yang juga menggunakan cara katalis, zat kimia akan diubah menjadi isomer dengan oktan yang lebih tinggi dari parafin yang dihasilkan dari proses-proses lain.

4. Treating

Minyak mentah biasanya mengandung minyak mentah seperti sulfur dan nitrogen, yang mana sangat tidak bagus untuk BBM. Pada proses ini, kontaminan tadi akan disingkirkan dengan mengikatnya dengan hidrogen, menyerapnya di kolom yang terpisah, atau dengan menambahkan asam agar kontaminannya hilang.

Setelah proses treating inilah kita bisa melihat produk jadi dari minyak mentah seperti bensin, avtur, oli/pelumas, hingga bahan petrokimia yang biasa digunakan untuk membuat plastik.

Baca Juga:  Apa Itu Diagram Panah dalam Relasi dan Fungsi? Ini Penjelasan Lengkapnya

5. Blending

gambaran proses blending
Gambaran proses blending

Proses terakhir dalam refinery adalah blending, yaitu proses pencampuran berbagai zat aditif guna meningkatkan kualitas produk jadi dari minyak mentah. Salah satu bahan aditif yang banyak digunakan adalah TEL (tetra ethyl lead) yang dapat meningkatkan oktan bensin.

Jenis Refinery dan Fungsinya

Setiap pengelola refinery akan menyesuaikan pasar yang ditargetnya. Setiap refinery memiliki karakteristiknya masing-masing untuk menyesuaikan standar yang ditetapkan negara tempat refinery nya berasal. Saat ini, setidaknya ada 4 jenis refinery beserta fungsinya masing-masing sebagai berikut:

1. Topping Refinery

Topping Refinery
Topping Refinery

Topping refinery merupakan pabrik penyulingan minyak dengan konstruksi yang simpel. Fungsinya adalah untuk menyiapkan bahan mentah untuk manufaktur bahan bakar petrokimia dan industri. Topping refinery biasanya dibangun pada wilayah dengan regulasi yang minim.

Namun, refinery ini menghasilkan minyak murni dengan kualitas yang buruk dengan kuantitas tinggi. Hal itu disebabkan karena topping refinery kekurangan alat untuk mengurangi kadar kontaminan sulfur pada minyak mentah. Selain itu, output dari refinery ini biasanya terbatas untuk pasar domestik saja.

2. Hydro-skimming Refinery

Hydro-skimming Refinery
Hydro-skimming Refinery

Hyrdro-skimming refinery dapat menyuling minyak lebih baik dari topping refinery karena memiliki unit untuk melakukan proses treating dan reforming, yang mana tidak dimiliki oleh topping refinery.

Dengan begitu, refinery ini juga berfungsi dengan lebih efisien untuk bisa menghasilkan bensin dan nafta beroktan tinggi, Namun, terkadang kualitas minyak yang dihasilkan refinery ini tidak terlalu tinggi, karena outputnya biasanya berupa residu.

3. Conversion Refinery

Conversion refinery atau juga bisa disebut sebagai cracking refinery merupakan kilang minyak yang memiliki unit-unit dasar dari topping dan hyrdo-skimming refinery. Selain itu, refinery ini juga memiliki unit tambahan seperti konversi olefin yang membuatnya lebih efisien dari jenis sebelumnya.

Baca Juga:  Humidity (Kelembaban): Pengertian, Jenis Serta Cara Menjaga

Terlebih lagi, conversion refinery memiliki fitur tambahan yang berfungsi untuk mereduksi residu. Dengan kata lain, refinery ini hanya memproduksi bahan bakar ringan saja seperti bensin, aftur, dan diesel. Selain itu, produksi bahan bakar ringan juga lebih menguntungkan dan ramah lingkungan.

4. Deep Conversion Refinery

Deep conversion refinery merupakan gabungan dari semua unit dan komponen dari semua jenis refinery, dengan tambahan unit coking. Unit coking adalah unit penyulingan minyak yang berfungsi untuk mengubah fraksi minyak mentah berbobot berat menjadi lebih ringan.

Daftar Kilang Minyak di Indonesia

Hingga kini, Indonesia setidaknya punya 10 kilang minyak yang tersebar di berbagai pulau dengan 9 kilang dikelola Pertamina dan 1 kilang dikelola oleh swasta. Dari kesepuluh kilang ini, hanya 1 saja yang sudah tidak beroperasi. Berikut ini adalah data lengkapnya:

Daftar Kilang Minyak di Indonesia
Daftar Kilang Minyak di Indonesia
Bagikan Postingan:

Leave a Comment