Jenis-Jenis dan Contoh Alat Ukur Massa

Penggunaan alat ukur massa sangat penting di bidang teknik ataupun kebutuhan lainnya. Bahkan, beberapa keperluan sehari-hari juga membutuhkannya seperti menimbang berat badan, belanjaan, dan masih banyak lagi.

Secara umum, alat ini bisa dikategorikan menjadi dua jenis, yakni digital dan manual. Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Agar lebih jelas terkait keduanya beserta jenis yang lain, silakan simak seluruh penjelasan pada kali ini.

Apa Itu Alat Pengukur Massa?

Ada berbagai macam alat ukur massa

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, massa merupakan besaran pokok sebuah benda untuk menunjukkan kelembaman dalam menolak perubahan ketika dalam kondisi bergerak. Oleh sebab itu, besaran tidak akan berubah.

Satuan berstandar internasional yang digunakan untuk menunjukkan ukuran tersebut adalah kilogram. Meski begitu, beberapa orang juga kerap mengatakan sebagai berat meskipun keduanya berbeda. Untuk mengukurnya, ada berbagai alat bisa digunakan seperti neraca sama lengan, neraca pegas, dan sebagainya.

Secara umum, Anda bisa memilih dua tipe alat, yakni analog dan digital. Semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing seperti tingkat ketelitian, harga, kepraktisan, hingga cara pengukurannya.

Kelebihan dan Kekurangan Alat Ukur Digital

Dengan kemajuan teknologi yang terus terjadi, banyak orang mulai menggunakan alat ukur digital karena dinilai lebih canggih. Agar lebih jelas, berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari alat untuk mengukur massa jenis digital.

1. Akurasi tinggi

Kelebihan yang pertama adalah alat digital mempunyai tingkat akurasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis manual. Bahkan, beberapa memiliki keterbacaan hingga desimal terkecil. Dengan begitu, kemungkinan terjadi kesalahan pembacaan dapat lebih diminimalkan. Oleh karena itu, beberapa laboratorium kini mulai beralih ke digital.

2. Lebih mudah digunakan

Penggunaan teknologi yang lebih mutakhir membuat alat ini jauh lebih mudah digunakan. Jadi, para pemula pun tidak akan terlalu kesulitan dalam mempelajarinya. Cukup letakkan benda pada tempat yang disediakan, setelah itu angka akan muncul di layar tanpa harus melakukan berbagai macam penyesuaian.

Baca Juga:  Apa Itu Saklar : Pengertian, Fungsi, Simbol, Jenis

3. Lebih rentan

Meskipun tergolong sudah canggih, namun di sisi lain jenis ini memang memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan paling bisa dirasakan adalah lebih rentan terhadap kerusakan. Sebagai contoh, beberapa fungsi mungkin akan terganggu ketika alat tersebut terjatuh atau terkena air.

4. Harga relatif mahal

Tidak bisa dipungkiri bahwa timbangan ini akan dibanderol dengan harga lebih tinggi. Hal tersebut sebenarnya cukup wajar mengingat ada berbagai komponen di dalamnya guna memudahkan dalam hal pembacaan serta meningkatkan ketelitian.

Kelebihan Alat Pengukur Manual

Walaupun kebanyakan orang sudah beralih ke jenis digital, namun tidak berarti alat manual ditinggalkan begitu saja. Nyatanya, masih ada beberapa menggunakannya karena memiliki kelebihan tertentu. Berikut penjelasannya.

1. Lebih tahan lama

Hal yang cukup menonjol saat dibandingkan dengan jenis digital adalah tingkat ketahanannya. Alat pengukur manual biasanya dibuat menggunakan bahan tertentu yang memiliki tingkat ketahanan tinggi di berbagai kondisi seperti suhu, kelembapan, hingga benturan fisik.

2. Tak perlu sumber daya

Pada alat manual, Anda tidak membutuhkan sumber daya seperti listrik ataupun baterai. Dengan begitu, tidak akan menjadi masalah ketika harus melakukan pengukuran di luar ruangan atau ketika tidak ada sumber daya kelistrikan.

3. Lebih mudah diperbaiki

Karena komponennya lebih sederhana dan tidak terdapat rangkaian elektronika di dalamnya, maka jika terjadi kerusakan akan lebih mudah diperbaiki. Bahkan, beberapa bagian bisa diganti dengan harga cukup terjangkau.

4. Tingkat akurasi

Untuk beberapa jenis, mungkin tingkat akurasi yang dimiliki cenderung lebih rendah dibandingkan digital. Akan tetapi, masih ada beberapa alat ukur manual dengan akurasi sangat tinggi. Tentu saja harganya sedikit lebih mahal meskipun sangat ideal dipakai untuk keperluan laboratorium.

Baca Juga:  Daftar Biaya Kuliah Universitas Pasundan Bandung 2023/2024

Jenis-Jenis Alat Ukur Massa

Alat ukur massa digital

Di bagian sebelumnya, Anda sudah mengetahui perbandingan antara alat ukur massa manual dan digital. Setelah itu, berikut adalah beberapa jenis alat yang kerap digunakan beserta bagaimana cara menggunakannya dengan tepat.

1. Neraca analog

Contoh alat ukur massa yang pertama adalah neraca analog. Dari sekian banyak alat ukur, bisa dibilang ini merupakan yang paling sering digunakan terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Terkait tingkat akurasi cukup beragam tergantung dari ukuran alat tersebut.

Untuk kapasitas 5 kg, biasanya ketelitian yang dimiliki adalah sekitar 10 gram. Sementara itu, kapasitas lebih besar seperti 20 kg memiliki ketelitian lebih tinggi, yakni berada di angka 100 gram. Untuk menggunakannya, silakan atur jarum di angka nol terlebih dahulu.

Kemudian, letakkan objek yang akan ditimbang di atasnya. Perhatikan skala yang ditunjukkan oleh jarum. Angka tersebut adalah besaran massa dari objek tersebut.

2. Neraca sama lengan

Bagi Anda yang kerap berkunjung ke tempat jual beli logam mulia mungkin cukup sering bertemu dengan benda ini. Pada umumnya, neraca sama lengan diletakkan di dalam sebuah lemari. Hal tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, penghitungan berat logam mulia membutuhkan ketelitian sangat tinggi hingga ukuran miligram.

Oleh sebab itu, saat pengukuran harus bebas dari berbagai macam gangguan seperti getaran, napas, atau angin di sekitar. Jika diperhatikan, neraca ini mempunyai dua buah piringan serta anak timbangan. Piringan tersebut berfungsi untuk meletakkan objek, sedangkan anak timbangan dipakai sebagai besaran pembanding.

Cara penggunaannya tidak terlalu sulit. Anda cukup meletakkan anak timbangan pada satu piringan dan objek di piringan satunya. Setelah itu, tutup penutup neraca dan perhatikan apakah sudah seimbang di kedua sisi. Jika belum, maka anak timbangan perlu diganti hingga mendapatkan keseimbangan. Pastikan neraca tidak bergoyang karena getaran atau tertiup angin.

Baca Juga:  Mengenal Satuan Daya Listrik Beserta Contoh Soal

3. Neraca Ohauss

Berbeda dengan sebelumnya, neraca Ohauss lebih sering digunakan pada keperluan laboratorium. Ada beberapa jenis yang kerap ditemui, yakni dua lengan dan tiga lengan. Masing-masing mempunyai tingkat ketelitian berbeda-beda. Untuk jenis tiga lengan, alat ini bisa memiliki ketelitian hingga 0,01 gram.

Untuk menggunakan neraca Ohauss, letakkan objek yang akan ditimbang di atas piringan atau tempat khusus. Setelah itu, geser anting pada lengan hingga menunjukkan titik seimbang. Periksa angka atau skala sesuai anting tersebut.

4. Neraca Digital

Alat ukur berat yang terakhir adalah neraca digital. Munculnya alat ini merupakan konsekuensi dari perkembangan teknologi yang terus terjadi. Tujuannya adalah agar orang lebih mudah dan praktis dalam menimbang serta mendapatkan ketelitian jauh lebih tinggi.

Dengan adanya layar digital, maka Anda akan lebih mudah dalam membaca hasil pengukuran. Hal tersebut berbeda dengan beberapa alat manual yang membutuhkan prosedur-prosedur tertentu ketika membacanya.

Tingkat ketelitian yang dimiliki tergantung dari jenisnya, mulai dari 0,01 hingga 0,001 gram. Karena kepraktisan dan ketelitian tersebut, neraca digital kerap dipakai di laboratorium. Meski begitu, tidak jarang keperluan sehari-hari juga membutuhkannya seperti untuk menimbang bahan makanan atau berjualan.

Selain daftar di atas, sebenarnya masih ada beberapa alat ukur massa yang lain dengan cara penggunaan yang berbeda-beda. Akan tetapi, keempat itu adalah yang paling sering digunakan karena memiliki kelebihan mudah dipakai dan didapatkan dengan harga terjangkau.

Sebagai catatan, pastikan untuk selalu melakukan perawatan pada timbangan seperti membersihkan secara rutin. Hal tersebut bertujuan agar fungsinya tetap normal dan tidak mengganggu ketelitian yang dimiliki.

Bagikan Postingan:

Leave a Comment