Dalam penelitian, terdapat istilah rumus total sampling yang merupakan metode cukup efektif untuk dilakukan. Dengan mengetahui rumus tersebut, Anda akan lebih mudah melakukan sampling atau mengambil sampel penelitian.
Agar lebih jelas, pada kali ini akan dibahas terkait rumus tersebut dan juga beberapa hal lain terkait dengan sampel serta populasi penelitian. Dengan mempelajari semua ini, maka Anda bisa menerapkan ketika sedang melakukan sebuah penelitian dan menentukan metode mana paling tepat untuk digunakan.
Pengertian Populasi dan Sampel
Sebelum ke pembahasan tentang total sampling, mungkin Anda perlu mengerti terlebih dahulu hal yang lebih mendasar dalam sebuah penelitian, yakni populasi dan sampel. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing istilah tersebut.
1. Populasi
Ada beberapa pendapat ahli terkait dengan populasi. Salah satu pendapat paling populer dinyatakan oleh Sugiyono. Beliau mengatakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek dengan karakteristik tertentu. Selanjutnya subjek tersebut akan dipelajari hingga mendapatkan sebuah kesimpulan.
Contoh dari populasi adalah seluruh pegawai SMA Negeri 1 Bantul yang berjumlah 80 orang dan akan diteliti bagaimana kinerja mereka di sekolah tersebut. Selain itu, contoh lainnya adalah siswa SMP Negeri 1 Bantul sejumlah 192 orang diteliti terkait kemampuan berhitung.
2. Sampel
Sugiyono berpendapat bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang dilakukan penelitian. Subjek tersebut harus benar-benar bersifat representatif atau mewakili populasinya. Sementara itu, Arikunto memiliki pandangan lain bahwa sampel merupakan wakil dari populasi penelitian. Dari kedua pendapat tersebut, bisa disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari seluruh populasi.
3. Perbedaan populasi dan sampel
Dari kedua penjelasan di atas, mungkin Anda sudah mendapatkan garis besar tentang perbedaannya. Secara garis besar, perbedaan utama antara keduanya terletak dari jumlah pengambilannya. Populasi merupakan total kelompok yang hendak diteliti, sedangkan sample merupakan bagiannya saja.
Akan tetapi, muncul pertanyaan tentang manakah yang paling baik digunakan dalam penelitian. Untuk menjawabnya, Arikunto mengatakan bahwa seluruh sampel akan digunakan apabila populasi kurang dari 100 orang. Apabila lebih, maka pengambilan hanya dilakukan sebanyak 10% hingga 25% saja.
Pengertian Total Sampling
Mengolah sampel atau kerap disebut juga dengan istilah sampling merupakan hal cukup penting saat melakukan penelitian. Salah satu teknik yang kerap dipakai adalah total sampling. Lalu, apa sebenarnya maksud dari metode tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa pendapat dari berbagai ahli. Menurut Sugiyono, yang dimaksud dengan total sampling adalah metode pengambilan sampel ketika jumlah sampel tersebut sama dengan populasinya, dengan catatan data wajib memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Beliau juga menambahkan bahwa apabila populasi berjumlah kurang dari 100, maka seluruhnya akan dijadikan sebagai sampel. Sampling memang mempunyai syarat berbeda-beda tergantung dari kebutuhan penelitian.
Pengertian Menurut Para Ahli
Selain pendapat Sugiyono di atas, beberapa ahli lain juga mengungkapkan pendapatnya terkait teknik pengambilan sampel tersebut. Berikut ini adalah pendapat dari tokoh-tokoh.
1. Notoatmojo
Secara garis besar, pendapat Notoatmojo hampir sama dengan Sugiyono. Hanya saja, beliau menambahkan beberapa poin. Menurutnya, teknik total sampling merupakan sebuah metode penelitian kuantitatif yang seluruh data penelitian dihitung menggunakan rumus serta ketentuan yang ada.
2. Arikunto
Selanjutnya, ada pendapat lain dari Arikunto. Menurut beliau, total sampling merupakan cara atau metode pengambilan sample berdasarkan data populasi yang sebelumnya telah ditentukan. Dengan begitu, maka penelitian akan jauh lebih mudah untuk dilakukan.
Apa Rumus Total Sampling?
Menurut Lemeshow, rumus total sampling bisa disebutkan sebagai n = (Z2 x P x 1 – P) / d2. Sebagai catatan, n merupakan besar sample, Z2 adalah tahapan kepercayaan, P merupakan proporsi kasus terhadap populasi, sedangkan d adalah derajat penyimpangan terhadap populasi. Selain rumus tersebut, Anda juga perlu mengetahui beberapa perhitungan atau uji yang tidak kalah penting, yakni sebagai berikut.
1. Uji normalitas
Pertama adalah uji normalitas. Uji atau rumus normalitas berfungsi untuk membandingkan terkait dengan distribusi data yang sedang dilakukan. Selanjutnya, dari penghitungan rumus tersebut peneliti mendapatkan perbedaan antara data yang diambil secara observed dan normal.
2. Uji validitas
Dalam penelitian, validitas adalah hal sangat penting agar hasil yang didapatkan menjadi lebih akurat. Dengan uji validitas, maka Anda dapat mengetahui apakah sampel telah didapatkan layak digunakan dalam penelitian atau tidak. Data tersebut akan dianggap valid apabila mendapatkan skor di atas 0,30.
3. Uji reliabilitas
Terakhir adalah uji reliabilitas. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah data cukup reliable dihitung kembali. Apabila dari hasil perhitungan didapatkan hasil reliabilitas di bawah 0,6, maka data tidak dapat digunakan untuk analisis dengan baik.
Tata Cara Pengambilan Sampel
Di bagian sebelumnya, telah dijelaskan secara lengkap terkait populasi, sampel, dan total sampling. Untuk melengkapi pengetahuan tersebut, Anda juga perlu mempelajari bagaimana cara melakukan pengambilan sample, yakni seperti di bawah ini.
1. Menentukan batasan populasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan batasan atau target populasi. Menentukan batasan akan mempengaruhi jalannya penelitian ke depannya. Hal tersebut dikarenakan pada akhirnya sample akan diambil sesuai target populasinya.
2. Membuat daftar elemen populasi
Setelah populasi didapatkan, ada kemungkinan di dalamnya akan terdapat berbagai macam unit atau elemen berbeda-beda. Jadi, peneliti harus mendaftar satu persatu sampai mendapatkan populasi sesuai karakteristik atau tidak. Anda juga perlu memastikan sampel tersebut termasuk heterogen atau homogen.
3. Mencari sumber informasi
Mendapatkan atau mencari sumber informasi sesuai kebutuhan penelitian juga tidak kalah penting untuk dilakukan. Sebagai contoh, apabila populasinya adalah pegawai di SMA Negeri 2 Bantul, maka sumber bisa menggunakan data dari Dinas Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Tentukan jumlah sampel untuk diambil
Selanjutnya, peneliti perlu menentukan jumlah sample yang akan diambil. Terkait jumlahnya sebenarnya hal tersebut tergantung dari kebutuhan penelitian. Hal ini dikarenakan tak ada ketentuan khusus terkait hal itu. Akan tetapi, sebagian besar peneliti meyakini bahwa semakin banyak jumlah sample maka hasilnya akan semakin baik.
5. Menentukan teknik
Langkah terakhir adalah mulai menentukan teknik sampling. Selain total sampling, ada banyak sekali teknik lain dengan kelebihan masing-masing. Sebagai contoh, terdapat jenis probability sampling, yakni pengambilan sample dengan melakukannya secara acak dari seluruh populasi. Artinya, setiap populasi mempunyai kesempatan sama untuk dipilih.
Selanjutnya, ada pula teknik snowball sampling. Dengan metode ini, peneliti akan menentukan sample denga melakukan wawancara terhadap sample sebelumnya atau korespondensi. Dengan begitu, peneliti dapat meminta informasi dari sample pertama guna mendapatkan sample selanjutnya secara terus menerus hingga kebutuhan penelitian terpenuhi.
Kesimpulannya, rumus total sampling memang penting untuk diketahui, terutama jika populasi berjumlah 100 orang atau kurang. Akan tetapi, di sisi lain Anda juga harus mempelajari teknik-teknik lainnya agar bisa fleksibel sesuai dengan tujuan penelitian.
Mengingat sampling adalah hal krusial dalam sebuah penelitian, Anda memang benar-benar perlu memahami dengan betul. Dengan begitu, maka hasil penelitian akan lebih baik dan akurat. Selain itu, kesalahan juga dapat diminimalkan.