8 Alat untuk Mengukur Berat Benda, Jenis dan Fungsinya

Untuk menghitung berat dari suatu objek Anda membutuhkan alat ukur yang tepat. Sebab, alat untuk mengukur berat suatu objek berbeda dengan alat ukur panjang seperti penggaris, meteran, dan lain sebagainya. Maka dari itu, orang-orang perlu mengetahui apa saja jenis-jenis alat ukur berat tersebut.

Jenis alat ukur berat yang paling sering digunakan oleh banyak orang adalah timbangan. Namun, sebenarnya masih ada banyak jenis alat ukur berat lainnya yang memiliki fungsi tidak kalah penting. Untuk mengetahui nama-nama alat ukur berat tersebut, pahami setiap poin yang ada di artikel ini!

8 Alat untuk Mengukur Berat dan Fungsinya

Tidak hanya sering digunakan untuk kebutuhan suatu industri saja, tapi alat-alat yang bisa dipakai untuk mengukur berat suatu benda ini juga bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebab, semua jenis benda pasti memiliki ukuran berat yang berbeda dan harus dihitung dengan cara yang tepat.

Setiap jenis alat ukur ini memiliki fungsi yang tidak sama, meski semuanya bisa digunakan untuk mengukur berat benda. Untuk mengetahui tentang hal ini secara lebih dalam lagi, simak dengan baik informasi lengkapnya berikut ini:

1. Neraca

Neraca

Neraca adalah alat untuk mengukur berat yang sudah sering dipakai di Indonesia. Hal ini terjadi karena neraca dapat memudahkan banyak orang untuk mengukur jumlah zat yang terkandung dalam suatu benda. Tentu fungsi ini tidak bisa dimiliki oleh semua alat ukur berat.

Dengan menggunakan neraca, Anda bisa mengetahui massa zat yang dimiliki oleh suatu benda dan maksimal tingkat ketelitiannya adalah 0,01 gram. Saat ini neraca dapat dibagi menjadi 2 jenis yang berbeda yakni neraca analog (gantung) dan neraca digital.

Jika neraca analog lebih mengandalkan cara yang masih konvensional, untuk neraca digital sudah mengandalkan fitur yang lebih canggih. Meski begitu, kedua jenis neraca ini sama-sama mampu menghasilkan ukuran atau jumlah zat yang terkandung dalam suatu benda secara akurat.

Baca Juga:  Pengertian Hertz (Hz): Sejarah, Cara Pengukuran dan Pengaplikasiannya

2. Timbangan Duduk

Timbangan Duduk

Untuk mengukur berat benda yang berukuran besar, timbangan duduk adalah alat ukur yang paling tepat. Sebab, timbangan duduk memiliki bagian permukaan yang cukup luas dan mampu menampung benda apapun yang ukurannya besar.

Jadi, jenis timbangan ini sering dipakai di perusahaan ekspedisi. Kapasitas maksimal dari alat ukur ini bisa mencapai 500 kg. Umumnya, timbangan duduk akan dilengkapi dengan roda di bagian bawahnya, agar pemilik bisa memindahkannya secara lebih mudah.

Karena timbangan ini bisa dipakai untuk benda berukuran besar, tentu ukurannya pun tidak kalah besar. Maka dari itu, keberadaan roda di bagian bawahnya ini sangat membantu banyak orang ketika hendak memindahkan timbangan duduk ke tempat lain.

3. Timbangan Digital

Timbangan Digital

Jika dibandingkan dengan timbangan-timbangan yang masih menggunakan metode konvensional, maka timbangan digital dipercaya lebih mampu menghasilkan nilai pengukuran yang lebih akurat. Oleh karena itu, tak heran jika jenis timbangan ini semakin sering dipakai untuk berbagai kebutuhan.

Meski timbangan digital juga bisa dan sering dipakai pada beberapa pabrik, tapi jenis timbangan ini akan lebih cocok ketika dipakai untuk memenuhi kebutuhan di kafe, toko roti, dan lain sebagainya. Sebab, kapasitas maksimal timbangan ini tidak sebesar jenis timbangan sebelumnya.

4. Timbangan Badan

Timbangan Badan

Timbangan badan adalah alat untuk mengukur berat badan manusia ataupun hewan. Jadi, jenis timbangan ini lebih sering digunakan pada rumah sakit, klinik, maupun untuk kebutuhan pribadi. Umumnya, timbangan badan membutuhkan baterai yang masih bagus untuk menjalankan fungsinya.

Harga dari jenis timbangan ini cenderung tidak terlalu mahal, sehingga ada banyak orang yang membelinya sendiri untuk disimpan di rumah. Sebab, ada beberapa orang yang gemar mengukur berat badannya agar bisa selalu dalam kondisi yang ideal.

Baca Juga:  Bunyi Hukum Newton 1, Pengertian, dan Contoh Soalnya Lengkap

5. Timbangan Ohaus

Timbangan Ohaus

Nama lain dari jenis timbangan ini adalah neraca ohaus. Fungsi utama dari alat ukur ini adalah untuk menghitung berat suatu zat yang ada di sebuah laboratorium.

Maka dari itu, jika dibandingkan dengan beberapa jenis alat ukur sebelumnya, timbangan ohaus lebih jarang ditemukan oleh masyarakat umum.

Timbangan ohaus dapat dibagi menjadi 3 skala, yaitu skala ratusan gram, puluhan gram, dan satuan gram. Jadi, orang-orang bisa menyesuaikan sendiri jenis timbangan ohaus yang hendak dipakainya. Pastikan skala timbangan tersebut sudah sesuai dengan ukuran benda yang hendak dihitung.

Bagi orang-orang yang belum tahu bagaimana cara menggunakan timbangan ohaus, mereka bisa memulainya dengan menyeimbangkan beban benda dengan anak timbangan yang ada. Dengan begitu, timbangan dapat langsung menunjukkan hasil ukuran zat tersebut.

6. Timbangan Datar

Timbangan Datar

Sesuai dengan namanya, bagian atas timbangan ini berbentuk datar dan membuatnya lebih mudah untuk menampung berbagai jenis benda. Biasanya, jenis timbangan ini lebih sering dipakai untuk menghitung berat dari suatu benda yang ukurannya besar dan bentuknya tidak rata.

Sama halnya seperti alat ukur neraca, saat ini timbangan datar juga tersedia dalam 2 jenis yakni timbangan datar digital dan timbangan datar analog. Dengan menggunakan alat ukur yang satu ini, Anda bisa menimbang semua berat benda yang ada di sekitar, meski volumenya cenderung berat.

Umumnya, jenis timbangan ini sering kita temui di pasar, supermarket, atau tempat-tempat umum seperti ini lainnya.

7. Timbangan Kodok

Timbangan Kodok

Jenis timbangan ini mungkin sudah tidak terlihat asing lagi bagi orang-orang yang sering membeli beras, telur, dan bawang di toko sembako dekat rumah. Ya, timbangan kodok merupakan alat ukur berat yang paling sering dipakai oleh masyarakat Indonesia.

Baca Juga:  Tabel Chi Square dalam Statistika: Pengertian, Kegunaan & Contoh

Selain harganya yang murah, timbangan kodok juga bisa digunakan dengan sangat mudah, karena alat-alatnya masih sangat konvensional. Untuk menggunakan timbangan kodok, Anda perlu meletakkan objek timbangan ke wadahnya, lalu seimbangkan dengan anak bebannya.

Anak beban dari timbangan ini memiliki berat yang cukup beragam yakni 50, 100, 200, 500, dan 1000 gram. Jadi, sesuaikan sendiri dengan kebutuhan masing-masing.

8. Timbangan Mikro Kuarsa

Timbangan Mikro Kuarsa

Nama timbangan mikro kuarsa tidak terdengar familiar bagi sebagian orang. Pasalnya, jenis timbangan ini lebih sering dipakai di lingkungan sains ataupun laboratorium tertentu. Maka dari itu, tidak semua orang bisa melihat langsung bentuk dari timbangan ini.

Keunikan dari timbangan mikro kuarsa adalah jenis timbangan ini memiliki batas pengukuran 1 gram dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Umumnya, orang-orang memakai timbangan ini untuk mengukur berat gas yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

Dengan tingkat ketelitiannya yang cukup akurat tersebut, hal ini membuat timbangan mikro kuarsa dapat menunjukkan hasil berat suatu objek dalam satuan mikrogram serta nanogram. Jadi, satuan dari timbangan ini berbeda dengan jenis-jenis timbangan sebelumnya.

Alat untuk mengukur berat adalah jenis alat ukur yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di bidang industri, pendidikan, bisnis, maupun di bidang lainnya. Maka dari itu, Anda perlu mengetahui apa saja jenis-jenisnya.

Setelah mengetahui apa saja jenis-jenis alat ukur berat yang ada saat ini, Anda juga perlu mengetahui fungsi-fungsinya dengan baik. Sebab, setiap jenis alat ukur berat ini memiliki fungsi atau bahkan satuan yang berbeda.

Bagikan Postingan:

Leave a Comment