Amplifier atau yang mempunyai nama lain sebagai rangkaian penguat memiliki fungsi untuk memperkuat dan memperbesar sinyal suara yang masuk. Biasanya, sinyal input suara audio dalam bentuk analog sangat kecil sehingga diperlukan penguatan. Umumnya penguat audio bekerja pada rentang frekuensi 20 Hz – 20 Khz karena frekuensi tersebut yang mampu didengar oleh telinga manusia.
Amplifier yang sering Anda temui umumnya mempunyai loudspeaker di dalamnya, seperti speaker portable, speaker rumahan atau speaker untuk acara-acara dan lain sebagainya. Penggunaan amplifier dapat membantu meningkatkan suara dan membuat karakteristik serta kualitas suaranya terdengar lebih baik.
Tentunya bagi Anda yang tertarik belajar tentang amplifier, artikel ini sangat cocok dan menjadi pilihan terbaik karena didalamnya akan mengupas tentang apa itu amplifier? apa saja jenisnya? bagaimana tips dan cara perawatan amplifier?
Pengertian Amplifier
Seperti sudah disinggung di atas, amplifier adalah rangkaian elektronika atau perangkat yang mampu memperkuat sinyal input audio yang masih kecil sehingga terjadi getaran pada speaker. Amplifier dapat dikategorikan baik jika memiliki fidelitas dan efisiensi yang tinggi.
Lalu, apa itu fidelitas (fidelity) dan efisiensi (efficiency) pada amplifier? Fidelitas memiliki makna seberapa besar kesamaan antara replika sinyal input dan sinyal output. Amplifier disebut mempunyai fidelitas tinggi (high fidelity) jika berhasil membuat sinyal keluaran yang sama persis bentuknya dengan sinyal masukannya. Sedangkan efisiensi dapat diartikan sebagai persentase daya keluaran terhadap daya masukan, di sini jika persentase sistemnya 100% maka dapat dikatakan bahwa tingkat efisiensinya tinggi.
Bagian amplifier lengkap biasanya terdiri dari tujuh bagian utama yaitu input, pre amplifier, tone control, power amplifier, protector speaker, power supply, dan output. Agar lebih mengenal tentang amplifier, mari kita bahas satu per satu bagian penyusun amplifier tersebut:
Jenis Amplifier
Jenis amplifier dikategorikan dari kelas penguatnya terbagi menjadi 5 kelas, berikut penjelasan lebih detail mengenai pembagian kelas penguat:
1. Penguat Kelas A
Penerapan penguat kelas A tergolong jarang pada rangkaian penguat audio. Keunggulan dari penguat kelas A adalah karakteristik liner yang sangat baik dan distorsi yang rendah, sayangnya penguat kelasnya mempunyai efisiensi yang sangat rendah.
2. Penguat Kelas B
Penguat Kelas B (push pull) yaitu penguat dengan tingkat keluaran hasil daya tinggi, dan tergolong penguat yang paling efisien dan tidak membutuhkan arus besar. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa penguat kelas B mempunyai penggemar paling banyak, akan tetapi penguat ini terdapat kekurangan berupa adanya kerugian dalam bentuk cross over/cacat silang.
3. Penguat Kelas AB
Penguat kelas AB merupakan penguat yang menggabungkan keunggulan dari dua buah penguat: penguat kelas A dan penguat kelas B. Dimana penguat kelas A unggul karena cacat yang dimiliki sangat rendah sedangkan untuk efisiensi yang tinggi dimiliki oleh kelas B. Penguat kelas AB merupakan penguat yang paling sering digunakan di dunia audio, dimana penguat ini memiliki beberapa jenis yakni:
A. Output Transformator (OT)
B. Output Transformator Less (OTL)
C. Output Capacitor Less (OCL)
D. Bridge-Tied Load (BTL)
4. Penguat Kelas C
Penguat kelas C umumnya banyak diterapkan dalam sistem komunikasi radio. Alasanya karena konduktivitas jauh lebih kecil dari periode separuh gelombang sinyal. Penguat kelas C mempunyai efisiensi yang sangat tinggi, namun sayangnya distorsinya sangat besar.
5. Penguat Kelas D
Penguat Kelas D menggunakan pola modulasi lebar pulsa atau Pulse Width Modulation (PWM). Penguat kelas D ini mempunyai daya dan faktor redam yang sangat tinggi, tetapi penggunaanya kurang populer.
Tips Memilih Amplifier
Bagi Anda yang memiliki keinginan untuk membeli Amplifier, ada tips-tips singkat agar dapat memilihnya dengan tepat. Berikut ini adalah tips untuk memilih amplifier yang harus diperhatikan:
1. Sesuaikan dengan Penggunaan Anda
Pertama pastikan Anda akan menggunakan amplifier untuk apa saat membelinya. Amplifier umumnya terbagi menjadi dua jika dilihat dari penggunaannya yakni untuk speaker aktif atau audio kendaraan. Kedua jenis amplifier ini mempunyai tingkatan suara, karakteristik dan fungsi yang berbeda. Amplifier yang dipakai untuk audio mobil umumnya mempunyai daya keluaran yang lebih kecil dibandingkan speaker aktif.
2. Sesuaikan dengan Kebutuhan Anda
Pastikan kebutuhan Anda terlebih dahulu sebelum berbelanja ke toko. Apakah Anda membutuhkan amplifier dengan daya besar (Middle/High) atau cukup amplifier yang normal (Bass). Karena hal ini pastinya sangat berhubungan dengan daya watt dan harga. Atau bisa juga untuk mempertimbangkan membeli amplifier yang multiguna, artinya bisa dipakai sebagai Tweeter (High) atau Squeaker (Middle).
3. Sesuaikan dengan Tempat Anda
Perlu menjadi perhatian dimana tempat pemasangan amplifier yang akan Anda beli. Apakah untuk keperluan pribadi di rumah sendiri atau untuk keperluan besar seperti acara yang digelar di gedung atau hotel. Amplifier yang tempatnya di rumah biasa mempunyai kekuatan daya listrik sebesar 10 watt. Sedangkan amplifier untuk acara besar atau event menggunakan kekuatan dengan daya hingga 100 Watt.
4. Sering Membaca dan Melihat Review Amplifier
Pastikan Anda telah menentukan merek dengan bertanya ke teman / ahli, membaca review, atau menonton review. Pertimbangkan saat memilih merek dari segi spesifikasi, stabilitas, keandalan sistem dan tentunya after sales service.
Sebagian besar produk amplifier yang beredar di pasaran sekarang merupakan produk buatan luar negeri. Memang umumnya tawaran harganya jauh lebih mahal tetapi untuk spesifikasi jelas dapat dipercaya, selain itu system protection dapat diandalkan serta memiliki ukuran yang lebih ramping.
Cara Perawatan Amplifier
Akhirnya sampai pada pembahasan terakhir mengenai cara perawatan amplifier, berikut rangkuman singkat tentang bagaimana cara merawat amplifier:
1. Jauhkan amplifier dari air, contohnya hindari meletakan gelas/botol yang berisi air di atas amplifier.
2. Simpan amplifier di tempat kering dan tidak lembab.
3. Hindari getaran dan benturan.
4. Perhatikan stabilitas sumber listrik, pastikan sumber listrik stabil pada 220 Volt.
5. Bersihkan debu amplifier secara berkala.
Perhatikan ventilasi udara, sebisa mungkin tidak menaruh amplifier menempel pada tembok saat keadaan menyala.