Sudah tahukah ada berapa jenis transistor dan fungsinya yang biasanya digunakan? Seperti sudah diketahui bahwa komponen satu ini biasanya sering ditemukan di dalam konfigurasi elektronik baik secara sederhana ataupun lengkap.
Komponen satu ini biasanya terbuat dari sejumlah bahan seperti gallium, silicon, arsenide dan germanium. Fungsi utamanya sendiri adalah digunakan sebagai penguat sinyal ataupun arus hingga pemutus penyambung dari arus.
Supaya Anda bisa lebih memahami penggunaan dari komponen satu ini, maka Anda perlu untuk mengetahui penjelasan yang ada dibawah ini. Terutama kalau Anda bergerak di bidang pembuatan rangkaian dari elektronika.
Pengertian dari Transistor
Sebelum Anda mengetahui bagaimana jenis-jenis komponen ini, maka penting agar mengetahui pengertiannya dahulu. Sebab tidak sedikit dari masyarakat ternyata belum memahami dengan baik maksud dan fungsi dari komponen tersebut.
Secara umum, transistor merupakan sebuah komponen semikonduktor dimana mempunyai fungsi untuk mengatur aliran arus serta tegangan yang terdapat di dalam konfigurasi elektronika. Selain itu, penggunaan dari alat tersebut biasanya adalah sebagai pemutus, penguat sekaligus penyambung dari arus.
Apabila Anda ingin memahaminya lebih sederhana, maka komponen tersebut dapat diibaratkan seperti dengan sebuah kran penyambung serta penutup arus listrik. Tentu saja proses tersebut akan bergantung dengan arus input atau tegangan dari inputnya.
Secara umum, keberadaan dari komponen inilah akan terdapat tiga terminal yakni Basis-Emitor serta Kolektor. Apabila dilihat dari strukturnya, sebenarnya komponen tersebut terdiri dari penggabungan 2 buah diode secara bersamaan.
Penggunaan dari komponen tersebut dalam sebuah konfigurasi elektronika biasanya adalah agar mendapatkan aliran listrik akurat dimana berasal dari sumber listrik sesuai dengan keinginan pengguna. Pengaplikasian dari komponennya ternyata sudah cukup banyak seperti pada amplifier, laptop, ponsel dan lain sebagainya.
Jenis Transistor
Apabila sebelumnya Anda sudah memahami bagaimana pengertian dari komponen tersebut, maka berikutnya adalah jenis transistor dan fungsinya itu sendiri. Alat satu ini sebenarnya sudah didesain dengan berbagai jenis serta fitur aliran arus cukup unit.
Jika dilihat, sebenarnya komponen tersebut dibedakan menjadi dua jenis yakni tipe bipolar serta efek medan atau field effect transistor. Untuk lebih jelasnya, Anda perlu untuk mengetahui penjelasan berikut ini:
Transistor Bipolar
Transistor bipolar atau BJT sendiri merupakan jenis yang mempunyai struktur sekaligus prinsip kerja dimana membutuhkan adanya perpindahan muatan pembawanya. Adapun muatan pembawa tersebut yakni elektron-negative buat mengisi kekurangan elektron pada kutub positif.
Kata bipolar sendiri ternyata berasal dari dua kata yakni bi dimana mempunyai arti dua dan polar yakni kutub. Selain itu, jenis transistor inilah ternyata juga masih dibedakan menjadi dua jenis diantaranya adalah:
Tipe NP p
Adapun untuk tipe pertama adalah NPN ini yang akan memanfaatkan arus listrik kecil serta daya positif di terminal basis. Tujuannya nanti adalah buat mengendalikan aliran arus serta tegangan yang jauh lebih besar dibandingkan kolektor ke bagian emitornya.
Tipe PNP
Sedangkan tipe berikutnya yakni bipolar PNP dimana akan memanfaatkan arus listrik kecil serta tegangan negative yang terdapat pada terminal basis. Tujuannya yakni untuk mengendalikan aliran arus sekaligus daya yang jauh lebih besar berasal dari emitor ke kolektor.
Transistor Efek Medan / Field Effect Transistor
Adapun tipe berikutnya adalah Transistor Efek medan atau biasa dikenal dengan sebutan field effect transistor ini. Dimana menjadi jenis yang memanfaatkan listrik untuk pengendali dari konduktivitas.
Medan listrik yang maksud merupakan tegangan listrik dimana diberikan pada terminal gate (G). Nantinya bertujuan buat mengendalikan aliran daya serta tegangan yang terdapat pada terminal drain (D) ke terminal source.
Keberadaan dari tipe FET inilah juga biasanya dikenal dengan sebutan unipolar transistor karena proses operasionalnya akan bergantung satu muatan. Secara umum transistor terbagi dalam 3 jenis yaitu diantaranya adalah
Junction Field Effect Transistor
Junction Field Effect Transistor atau dikenal dengan JFET adalah sebuah jenis efek medan dimana menggunakan persimpangan p-n bias terbalik. Dimana akan berfungsi sebagai isolator antara Gate dan Channel.
JFET inilah juga akan terdiri
kaki terminal dimana masing-masing diberi nama gate, drain sekaligus source. Sedangkan untuk kanalnya biasanya bertipe N dan P dengan perbedaannya terletak pada material dari pembuatannya.
Mosfet
Mosfet atau metal oxide semiconductor field effect transistor merupakan sebuah tipe transistor FET yang mempunyai dua tipe sesuai dengan bahan semikonduktornya. Mosfet biasanya juga mempunyai lapisan oksidasi dimana berada pada drain dan source yakni MOS.
Untuk cara kerja dari jenis inilah ternyata mempunyai kemiripan dengan sebuah saklar serta dipengaruhi oleh komponen bernama MOS. MOS mempunyai fungsi sebagai pengatur arus dan tegangan menuju ke source dan drain.
UJT
Tipe berikutnya adalah UJT ini yakni diklasifikasikan ke dalam tipe efek medan karena pengoperasiannya juga memanfaatkan medan listrik sebagai pengendalinya. Dibandingkan dengan lainnya, UJT hanya mempunyai dua terminal yakni basis dan emitor.
Perbedaan Transistor Dengan Mosfet
Tidak sedikit dari masyarakat ternyata masih mencari tahu perbedaan mosfet dan transistor tersebut. Hal tersebut biasanya disebabkan karena pengetahuan sekaligus informasi yang sangat minim didapatkan oleh mereka.
Sebenarnya mosfet sendiri merupakan salah satu jenis transistor (komponen semikonduktur) yang biasanya sering digunakan pada rangkaian elektronikan. Mosfet sendiri masuk ke dalam tipe transistor efek medan magnet seperti sudah disinggung sebelumnya.
Jadi sebenarnya tidak ada perbedaan antara transistor dan mosfet karena mosfet sendiri masuk ke dalam jenis transistor medan magnet atau field effect.
Fungsi Transistor
Setelah memahami jenis transistor diatas secara umum, maka pada ulasan berikutnya Anda juga perlu mengetahui fungsinya. Perlu diketahui bahwa fungsi dari komponen satu ini ternyata cukup luas dan tidak hanya sebagai pemutus penyambung arus saja, tetapi masih banyak.
Berikut ini sejumlah fungsi dari komponen ini yang biasanya digunakan pada rangkaian elektronika
Sebagai Penguat Sinyal ataupun Arus
Ini adalah fungsi utama sebuah benda ini yakni digunakan sebagai penguat arus pada sebuah rangkaian elektronika. Inilah mengapa banyak orang memanfaatkannya sebagai power supply serta mempunyai peran sebagai penguat sinyal elektronik juga.
Pemutus sekaligus Penyambung Arus
Selain fungsi diatas, keberadaan komponen inilah ternyata juga sering digunakan sebagai pemutus sekaligus penyambung dari arus atau sebagai saklar. Cara kerjanya sendiri adalah dengan melakukan pengaturan bias.
Membuat Tegangan Lebih Stabil
Masih ada lagi fungsinya yakni membantu untuk membuat tegangan agar lebih stabil pada sebuah konfigurasi elektronik. Dengan hadirnya komponen itulah, maka tegangan dimana berasal dari sumbernya akan disalurkan berdasarkan kebutuhan masing-masing.
Untuk Modulasi Sinyal
Tidak banyak yang tahu apabila komponen kecil itu dapat digunakan pada sebuah smartphone dengan tujuan penguat sinyal. Selain itu, juga dapat menyimpan data sekaligus arus listrik di rangkaian kelistrikan dari HP.
Walaupun ini merupakan sebuah komponen yang kecil tetapi fungsinya ternyata cukup banyak. Disinilah pentingnya agar memahami jenis transistor dan fungsinya dengan baik.