Istilah kalibrasi atau calibration kerap kali terdengar dalam suatu pekerjaan yang memerlukan sebuah ketelitian. Meskipun begitu, ternyata masih cukup banyak orang yang belum begitu familiar dengan kata tersebut.
Secara umum, calibration ini merupakan kegiatan dalam penetapan hubungan antar ketidakpastian dan nilai besaran suatu pengukuran yang diberikan oleh sebuah standar pengukuran. Dari hal itu, wajar jika orang jarang mengetahuinya.
Nah, supaya lebih memahami tentang istilah tersebut tentu dibutuhkan pendalaman tentang dasar-dasarnya. Berikut ini adalah beberapa penjelasan terkait dengan istilah calibration yang perlu untuk Anda ketahui.
Apa Itu Kalibrasi?
Pada awal pembahasan telah disinggung sedikit tentang arti kalibrasi. Secara lebih lengkap, calibration merupakan suatu proses yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan besar nilai yang berkaitan dengan suatu sistem ataupun peralatan.
Cara melakukannya bisa dengan melakukan perbandingan pada standard yang telah diketahui keandalan serta keakuratannya. Proses tersebut dimaksudkan untuk memberikan kepastian bahwa alat atau sistemnya bisa menampilkan hasil akurat dalam pengolahan atau pengukuran data.
Proses ini juga bisa dipakai dalam menentukan seperti apa sistem atau alat bereaksi terhadap bebannya. Dengan adanya kegiatan seperti ini, peralatan atau sistem dapat diketahui tingkat akurasi serta keandalan yang dimilikinya.
Supaya dapat menghasilkan akurasi tinggi, kegiatan calibration umumnya memakai standard yang sudah terkalibrasi secara baik. Standar tersebut contohnya adalah standar suhu, massa, dan lain sebagainya.
Perlu dipahami bahwa proses ini sangatlah penting terutama dalam hal pengendalian mutu hingga keamanan di suatu industri. Biasanya, industri akan melakukan hal tersebut secara rutin guna memastikan peralatan serta sistemnya telah memenuhi persyaratan sesuai ketetapan.
Manfaat dan Tujuan Kalibrasi
Setelah mengetahui pengertian kalibrasi, berikutnya akan dijelaskan juga seperti apa manfaat dari calibration. Berikut adalah berbagai macam manfaat yang dapat dirasakan dengan adanya proses tersebut.
- Guna memastikan sistem dan peralatan bisa menghasilkan nilai akurat dan bisa diandalkan
- Memastikan peralatan serta sistem tidak menyebabkan risiko kerusakan atau kecelakaan karena tidak berfungsi secara benar.
- Mencegah terjadinya kegagalan pada sistem atau peralatan karena kesalahan pada pengukuran atau pengolahan datanya.
- Membantu peningkatan tingkat produktivitas dengan memastikan akurasi dan efisiensi dari peralatan atau sistem yang digunakan.
- Sebagai pemenuhan syarat regulasi sesuai ketetapan yang berlaku. Sebagai contoh untuk memenuhi syarat yang ditetapkan oleh berbagai organisasi salah satunya ISO (International Organization for Standardization)
- Sebagai konfirmasi besar pergeseran dari alat ukur atau standar nilai yang bisa membuat ragu terhadap hasil pengukuran seiring berjalannya waktu.
- Untuk konfirmasi ketidakpastian yang bisa diraih oleh alat ukur ataupun standar.
- Menaikkan kepercayaan pada taksiran penyimpangan dari nilai standar dan acuan yang ditampilkan oleh peralatan ukur.
- Menaikkan kepercayaan atas ketidakpastian pengukuran dari adanya penyimpangan besar nilai acuan ketika standard ataupun alat ukurnya digunakan.
Seperti itulah berbagai manfaat serta fungsi kalibrasi yang perlu diketahui. Dengan mengetahui manfaatnya, Anda dapat melihat seberapa penting kegiatan tersebut terutama dalam hal yang memerlukan ketelitian serta akurasi pada peralatan ukur atau sistem.
Mengenal Jenis-Jenis Kalibrasi
Perlu diketahui terdapat beberapa jenis calibration berdasarkan model sistem ataupun peralatannya yang dikalibrasi. Berikut ini adalah jenis-jenis proses calibration yang sering kali dilakukan:
1. Pipet
Di suatu laboratorium pengujian, pipet menjadi salah satu alat yang penting dan sering digunakan. Oleh karena itu, calibration pada pipet tersebut sangat penting agar hasil pengukuran pemipetan bisa presisi serta akurat.
Beberapa jenis pipet di laboratorium juga ada beberapa macam seperti pipet multi saluran, manual saluran tunggal, serta elektronik. Semua jenis pipet tersebut harus terlebih dahulu dikalibrasi mengikuti berbagai prosedurnya.
2. Tekanan
Tujuan dari kegiatan kalibrasinya adalah menentukan nilai koefisien ataupun konstan pada manometer dan berbagai alat pengukur tekanan lainnya. Cara kalibrasinya adalah dengan memperbandingkannya dengan standard tekanan yang sudah diketahui keandalan serta keakuratannya.
Kegiatan calibration tekanan ini mempunyai fungsi penting dalam berbagai bidang industri. Sebagai contohnya ada pada peralatan yang dipakai dalam pengukuran tekanan hidrolik ataupun gas. Selain soal akurasi, hal ini juga penting dalam memastikan keamanan serta keselamatan kerja.
3. Listrik
Jenis berikutnya adalah adalah kalibrasi listrik. Umumnya, proses tersebut mengacu terhadap kegiatan verifikasi instrumen terkait pengukuran ataupun pengujian berbagai aspek kelistrikan seperti resistansi, arus, tegangan, kapasitansi, dan lain sebagainya.
Untuk melakukan hal ini dibutuhkan penggunaan kalibrator perangkat presisi yang dapat melakukan evaluasi kinerja pada properti utama untuk perangkat lainnya. Peralatan kalibrator presisi tersebut seringkali disebut unit yang diuji (UUT).
4. Aliran (Sensor Aliran)
Pengukuran calibration pada sensor aliran merupakan alat uji untuk melakukan pengukuran laju aliran non-linier, linier, masa, ataupun volumetrik dari gas / cairan. Laju dari alirannya mengacu pada kecepatan proses cairannya dalam saat bergerak melewati lubang, pipa, ataupun kapal di waktu tertentu.
5. Elektronik
Proses ini dilakukan dengan tujuan menentukan nila koefisien / konstan terkait dengan peralatan elektronik. Cara melakukan kalibrasinya adalah dengan memperbandingkan dengan standard elektronik yang sudah diketahui keandalan serta keakuratannya.
6. Mekanis
Berikutnya, ada juga jenis mekanis yakni pengukuran yang bisa dilakukan memakai alat relatif sederhana guna mencatatkan terjadinya perubahan dimensi benda karena adanya keausan ataupun kerusakan selama waktu pemakaian.
Proses ini sangat diperlukan dalam pemakaian reguler, kejutan mekanis, serta paparan terhadap kondisi lingkungan dan atmosfer.
7. Suhu
Jenis terakhir adalah kalibrasi suhu. Kegiatan tersebut mempunyai tujuan untuk menentukan nilai koefisien / konstan yang berkaitan dengan termometer ataupun alat pengukuran suhu lainnya.
Cara melakukan kegiatan tersebut adalah dengan membandingkannya dengan standar suhu yang sudah diketahui tingkat akurasi dan keandalannya. Selain itu, prosesnya juga dilakukan di tempat terkendali.
Kurang lebih itulah beberapa jenis dan contoh kalibrasi untuk Anda ketahui dan pahami. Dengan mengetahuinya, diharapkan Anda bisa lebih paham lagi tentang aplikasi serta penerapan dari kegiatan kalibrasi.
Prosedur Kalibrasi
Dalam melakukan calibration, terdapat beberapa prosedur dan tahapan yang harus dilalui. Berikut ini adalah penjelasan tentang tahapan prosedur tersebut:
1. Preparation (Persiapan)
Pada tahapan ini mencakup pemilihan sistem dan peralatan untuk dipakai pada prosesnya, pemilihan standar, dan persiapan peralatan untuk melakukan prosesnya.
2. Pengukuran
Tahapan ini akan mengukur nilai hasil pengukuran dari peralatan dengan cara membandingkan standar sesuai ketentuan.
3. Menganalisis
Pada tahap ini dilakukan analisis hasil dari pengukurannya untuk menentukan apakah sistem dan peralatannya sudah memenuhi syarat sesuai ketetapan.
4. Laporan
Berikutnya akan disusun laporan berdasarkan hasil dari proses kalibrasinya. Laporan ini meliputi informasi tentang standar dalam pengukuran, peralatannya, hasil pengukurannya, dan rekomendasi lanjut jika dibutuhkan.
5. Tindak lanjut
Tahap prosedur terakhir adalah melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil dari rekomendasi hasil kalibrasinya. Tindak lanjut dapat berbentuk penggantian alat, perbaikan, pemberian label, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa kalibrasi ini merupakan hal penting untuk dilakukan. Dengan melakukannya, peralatan ataupun sistem dapat memiliki nilai akurat dan sesuai standard ketentuannya.
Jenis dari kegiatan kalibrasinya juga ada berbagai macam seperti pada suhu, tekanan, elektronik, mekanis, dan aliran sensor. Sementara untuk prosesnya sendiri meliputi beberapa tahapan yakni persiapan, pengukuran, analisis, laporan, serta tindak lanjut.