Pengertian Pembangunan: Tujuan, Fungsi, Dampak dan Tahapannya

Saat mendengar kata pembangunan, kebanyakan dari kita pasti membayangkan gedung ataupun sesuatu yang berfisik besar dan megah. Namun nyatanya pembangunan tidak hanya sekedar hal tersebut saja. Karena apabila pembangunan dirujuk dari asal katanya, yaitu bangun, maka artinya adalah cara menyusun atau struktur. Disini kita akan coba bahas lebih banyak dan menyeluruh tentang apa itu pembangunan, tujuan, fungsi dan hal-hal lainnya yang masih memiliki korelasi.

Frasa pembangunan sendiri semakin ramai dipakai sejak digaungkan oleh Presiden kedua Republik Indonesia sebagai nama kabinet untuk menteri-menterinya. Dan total ada tujuh kabinet yang benama Pembangunan selama rentang waktu 30-an tahun Pak Harto berkuasa.

Dan selama itu pula, kata pembangunan semakin melekat di pikiran orang Indonesia yang mengidentikannya dengan hal-hal yang bersifat fisik seperti prasarana dan juga bagunan megah lainnya. Bahkan sampai sekarang kata pembangunan masih dipakai oleh pemerintah incumbent dengan tujuan yang lain yaitu manusia.

Pengertian Pembangunan

pengertian pembangunan
Presiden kedua Republik Indonesia

Seperti yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pembangunan berasal dari kata bangun yang memiliki arti spesifik “cara menyusun” atau susunan yang merupakan suatu wujud; struktur. Maka bisa disimpulkan maksud pembangunan di sini cukup luas, selama hal yang sedang dibangun harus menunjukkan kalau hal tersebut sedang disusun menjadi sebuah struktur. Atau bisa dikatakan adanya kemajuan antara sebelum dan sesudah proses pembangunan tersebut.

Dari pengertian tersebut bisa diartikan kalau pembangunan tidak melulu hal yang bersifat fisik atau lahiriah semata, namun juga bisa berupa non-fisik seperti mental, ekonomi dan juga sosio-budaya. Salah satu teori yang masih berkorelasi dengan pembangunan adalah teori pertumbuhan dari Adam Smith, seorang ekonom Skotlandia yang hidup di zaman revolusi industri pertama di akhir abad ke-18.

Adam Smith
Adam Smith

Beliau menyatakan kalau ada 5 tahap yang telah dan masih akan dilalui oleh umat manusia dalam membangun peradaban ekonominya yaitu:

  • Masa berburu – dimana manusia masih hidup berpindah-pindah.
  • Masa beternak – saat manusia sudah menetap tapi hanya bisa mengambil hasil alam tanpa adanya proses pengolahan yang lebih maju.
  • Masa bercocok tanam – ketika manusia sudah bisa memanfaatkan sumber daya alam.
  • Perdagangan – saat peradaban manusia telah berhasil mengeksploitasi sumber daya disekitarnya dan memulai era pertukaran barang dan jasa.
  • Perindustrian – zaman yang sedang dan masih akan kita alami dimana spesialisasi suatu bangsa akan dinilai secara langsung dan menjadi identitas dimata dunia internasional.

Dari teori diatas, telah tampak adanya pembangunan yang berlangsung baik secara fisik ataupun non-fisik, contohnya adalah terbangunnya karakter manusia, infrastruktur seperti perumahan, pusat perdagangan, pelabuhan dan juga sentra industri seperti pabrik ataupun gudang. Dari sini kita bisa menggaris-bawahi kalau pembangunan sangat mempengaruhi peradaban umat manusia.

Baca Juga:  17 Contoh Geopolitik Indonesia di Tingkat Regional Maupun Global

Jadi apabila ditilik secara umum, pembangunan bisa dibagi menjadi 5 bidang utama yaitu:

  • Karakter manusia
  • Sosial-budaya
  • Ekonomi
  • Infrastruktur
  • Lingkungan

Pembangunan yang paling kompleks adalah pembangunan pada karakter manusia karena telah berlangsung selama ribuan tahun dan tetap akan berlangsung selama manusia masih ada. Untuk poin lainnya, sangat amat dipengaruhi oleh pembangunan manusia tersebut, terkecuali kecerdasan buatan sudah diberikan akses lebih untuk turut dalam pembangunan.

Tujuan Pembangunan

tujuan pembangunan
Tujuan pembangunan

Dari segala aspek yang dikemukakan oleh ahli, tujuan akhir dari pembangunan adalah manusia itu sendiri. Dimana esensi yang ingin dicapai dari pembangunan, apapun bentuknya, ditujukan agar umat manusia bisa dimudahkan dan juga dapat mencapai milestone yang belum pernah diraih sebelumnya. Namun demikian, disini kita akan membahas lebih spesifik beberapa tujuan pembangunan yang diukur dari segmentasi tertentu seperti individu, negara dan juga di tatanan global.

1. Individu

Ini adalah tingkatan paling awal namun paling krusial dalam pembangunan. Di tingkat ini, setiap capaian dapat dihitung sebagai suatu prestasi dalam pembangunan. Hal yang terpenting dalam pembangunan individu adalah bagaimana karakter seseorang dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga bisa mencapai hal-hal yang bisa berkontribusi terhadap lingkungan sekitarnya.

Disini manusia diharapkan berkembang secara fisik, tingkah laku, mental dan tingkat emosionalnya. Karena disektor itulah manusia bisa dibangun menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga bisa diterima oleh sistem kehidupan umum yang sudah ada.

Contoh pembangunan pada individu/manusia:

Fisik Adanya perubahan dari penampilan dan perawakan
Tingkah Laku Berkembangnya perilaku dalam menyikapi masalah sehari-hari yang berujung pada terciptanya suatu kebiasaan
Mental Kemampuan otak dalam mengolah suatu peristiwa dan mempertimngkan reaksi yang akan diambil
Emosional Tahapan dimana seorang individu berusaha untuk berlaku sewajarnya dan penuh perhitungan dalam mengolah tekanan dari lingkungan sekitarnya

2. Negara atau Nasional

Ditahap ini, pembangunan dihadapkan persoalan yang lebih kompleks karena menyangkut orang yang lebih banyak dengan latar belakang yang beragam. Disini pemerintah berperan sebagai pelaksana pembangunan demi tercapainya kesejahteraan atau setidaknya meingkatkan derajat hidup setiap individu yang tinggal di negara tersebut.

Dan dalam rangka pencapaian tujuan ini, pemerintah disokong oleh dana pajak yang dihimpun dari masyarakat untuk membangun infrastruktur fisik, sistem sosial dan juga mesin ekonomi yang tangguh.

Baca Juga:  Sistem Bilangan Oktal: Pengertian dan Cara Konversi Bilangan Oktal

3. Global

Pada tingkatan ini, para pemerintah antar negara berusaha untuk membangun tatanan kehidupan yang lebih baik tanpa batas yang lebih berfokus pada peningkatan budaya dan juga lingkungan hidup. Tujuan jangka panjang yang saat ini masif digaungkan adalah anti-rasisme dan juga “pembangunan hijau” untuk menyelamatkan lingkungan.

Diharapkan dengan diperbaharuinya nilai-nilai budaya, setiap individu bisa menghasilkan karya terbaik untuk kemanusiaan terlepas dari latar belakang ras yang dimilikinya. Selain itu, gesekan sosial akibat sentimen ras ini juga bisa dihilangkan sehingga fokus pembangunan bisa semakin jelas dan bisa berjalan dengan minim hambatan.

Sedangkan untuk segmen pembangunan hijau yang kini diprioritaskan oleh banyak negara maju, tujuan finalnya adalah jelas, merubah arah pembangunan yang berdasar bahan bakar fosil ke energi yang tidak mendegradasi lingkungan.

Fungsi Pembangunan dan Contohnya

Pada poin ini, kita akan berfokus pada fungsi pembangunan di Indonesia. Secara garis besar, fungsi dari pembangunan kurang lebihnya telah dituangkan pada UUD 1945 yang dirumuskan lebih dari 70 tahun yang lalu. Dimana pembangunan nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah berfungsi untuk:

  • Melindungi bangsa dan negara.
  • Menciptakan kesejahteraan umum.
  • Mencerdaskan kehidupan bangsa.
  • Ikut serta menjaga ketertiban dunia.

Contoh pembangunan konkrit dari 4 poin diatas adalah:

  • Penyediaan infrastruktur fisik seperti jalan, rel kereta api, pelabuhan, bendungan, sekolah dan fasilitas kesehatan.
  • Membangun pusat ekonomi dan industri untuk membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya dan juga meningkatkan derajat ekonomi masyarakat.
  • Menciptakan sistem pendidikan dan juga pelatihan yang tepat dan berlanjut untuk mencapai masyarakat yang cerdas dan berkepribadian baik.
  • Menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri secara ekonomi, yang bebas dari campur tangan pihak luar, sehingga bisa disegani oleh negara-negara regional dan juga global.

Dampak Pembangunan

Selama ini efek yang bisa dirasakan dari pembangunan, khususnya di bidang infrastruktur tidak ada yang instan. Mereka perlu waktu yang relatif panjang dan disertai momen yang tepat untuk menghasilkan wow factor dan juga domino efek yang luas. Bisa diambil contoh adalah pembangunan yang dilakukan oleh Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum penguasa Uni Emirat Arab lebih dari 5 dekade silam di Dubai.

Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum
Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum

Beliau memulainya dengan pembangunan manusia yang berkarakter kuat, agar bisa menjalankan visi yang dimilikinya. Selanjutnya, pembangunan infrastruktur besar-besaran dimulai dengan membangun jalan raya, pelabuhan, jaringan air bersih dan juga listrik.

Setelah itu, sektor ekonomi digenjot habis-habisan dengan mengundang raksasa keuangan dari seluruh dunia agar bersedia membuka perwakilannya disana. Dan akhirnya pembangunan sosial budaya agar masyarakatnya mau terbuka menerima tamu asing dengan kultur dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan bangsa Arab pada umumnya. Dan itu semua akhirnya membuahkan hasil manis setelah jerih payah selama hampir 40 tahun.

Baca Juga:  Semikonduktor: Pengertian, Jenis, Cara Kerja, Fungsi dan Contohnya

Namun demikian, hasil baik itu datang bukan tanpa penentangan. Ada banyak kontra yang berasal dari negerinya sendiri karena beliau dianggap mengorbankan kultur asli bangsa Arab demi ekonomi. Selain itu rusaknya lingkungan akibat pembangunan yang masif juga menjadi perhatian banyak pihak.

Sutiyoso
Sutiyoso – Mantan gubernur DKI

Hal diatas juga dialami oleh beberapa pejabat teras di Indonesia seperti Sutiyoso saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta di awal tahun 2000-an. Pembangunan koridor bus Trans Jakarta yang beliau inisiasi, banyak menimbulkan polemik dan juga penentangan yang kurang lebih sama.

Mulai dari penolakan para pengusaha dan pelaku angkutan umum, kritik pedas warga karena lebar jalan raya berkurang akibat diambil oleh lajur “busway” sampai isu lingkungan yang menjadi persoalan klasik. Namun dengan kepemimpinan yang kuat dari Bang Yos (sapaan Sutiyoso), seluruh pembangunan tersebut dapat terus dijalankan hingga tuntas dan terbukti masih bisa sama-sama kita rasakan sampai sekarang.

Berdasarkan dua contoh diatas, walaupun pada akhirnya pembangunan bisa meningkatkan taraf hidup orang banyak, ekses negatifnya akan tetap ada dan juga bisa berdampak luas apabila tidak diberikan perhatian khusus. Dan contoh untuk hal ini adalah isu rasial di Amerika Serikat dan juga permasalahan perubahan iklim global akibat pembangunan yang dilakukan tanpa studi yang mendalam.

Menilik apa yang terjadi dari kisah-kisah diatas, penting bagi kita semua untuk melaksanakan tahapan yang cukup krusial dari pembangunan, yakni perencanaan.

Tahapan Pembangunan

Untuk menghindari atau setidaknya meminimalisir ekses negatif, pembangunan wajib direncanakan dengan baik. Dan tahapan yang bisa dilalui adalah:

  • Pastikan seluruh data yang terkait dengan proyek pembangunan sudah terkumpul dan terorganisir dengan baik.
  • Lakukan studi komparatif secara menyeluruh dan lengkap dengan melibatkan pakar, ahli dan pemerhati lintas bidang.
  • Melakukan pertemuan berkala dengan segenap pemangku kepentingan untuk menghindari mispersepsi dan miskomunikasi.
  • Lakukan penganggaran dengan sempurna agar tidak ada penundaan atau bahkan kegagalan pembangunan di tengah jalan.
  • Membagi rencana pembangunan menjadi beberapa segmen sehingga progres bisa terpantau dengan baik dan revisi dapat diminimalisir.
  • Pergunakan sumber daya yang terbaik dan sesuai dengan studi yang telah dijalankan sebelumnya.
  • Minimalkan efek buruk kepada lingkungan dan sisihkan anggaran lebih untuk pelestarian lingkungan.
Bagikan Postingan:

Leave a Comment