Dalam sebuah rangkaian power supply terdapat skema trafo CT atau non CT yang digunakan. Bagi Anda yang ingin memahami soal elektronika, wajib tahu tentang skema dan rangkaian tersebut karena termasuk dalam salah satu rangkaian dasar listrik.
Lantas apa sebenarnya trafo CT dan non CT dan bagaimana penggunaannya dalam sebuah rangkaian? Simak informasi lengkapnya disini.
Apa itu Trafo CT dan Non CT
Trafo jenis Center Tapped atau CT, merupakan salah satu jenis transformator yang punya dua buah gulungan jenis sekunder sejenis dan dihubungkan satu sama lainnya dengan sistem seri.
Jenis rangkaian trafo CT ini dipakai untuk power supply simetris dengan gelombang penuh, salah satunya dalam pembuatan rangkaian pada amplifier dimana akan ada tiga kutub yang akan terhubung. Yaitu kutub negatif, positif, dan netral.
Sedangkan trafo non CT adalah transformator menggunakan dua jenis kabel dengan kutub positif dan negatif. Jika CT dipakai untuk rangkaian simetris, maka non CT akan digunakan untuk power supply dengan jenis non simetris.
Skema Trafo CT yang Sering Digunakan
Pada sebuah skema trafo CT, akan terlihat beberapa komponen yang akan terhubung. Mulai dari dua dioda sebagai komponen yang bertugas menyearahkan gelombang penuh, kemudian ada trafo CT sebagai bagian ground utamanya.
Bahan yang sangat digunakan untuk merealisasikan skema tersebut diantaranya adalah, lampu LED, kemudian untuk F1 menggunakan sekering dengan kapasitas 1 A. pada bagian S1 ditempatkan Saklar untuk mematikan dan menghidupkan jaringan
Pada posisi R1, ada resistor dengan kapasitas 1,2K 0,5 W, sedangkan pada posisi D1 dan D2 ada komponen 1N5402 dan Dioda 3A. selanjutnya pada T1, ada transformator 12V CT 12V, kapasitas transformator 2A, sedangkan C1 diisi dengan kapasitor elektrolit 2.200uF 25V
Terakhir adalah bahan pendukung lainnya, seperti kabel tembaga lalu paku dengan ukuran 0,5 inchi dan AC jenis line power.
Salah satu skema sederhana ini, akan membantu melakukan konversi tegangan AC kapasitas 220V menjadi DC 12v dari gabungan beberapa komponen yang akan terhubung dan menjalankan fungsinya masing-masing.
Fungsi Trafo CT
Ada tiga fungsi dari rangkaian trafo CT yang digunakan pada sebuah rangkaian power supply. Masing-masing akan terealisasi sesuai dari tujuan pembuatan rangkaian itu sendiri.
Stabilitas Tegangan
Fungsi pertama adalah untuk melakukan stabilitas tegangan yang ada di dalam rangkaian, jika ingin kuat arus yang mengalir tinggi maka dibutuhkan trafo CT dengan kapasitas yang cukup untuk melakukannya, begitupun sebaliknya.
Oleh karena itu, dalam sebuah rangkaian sangat dibutuhkan trafo CT, terlihat dari berbagai skema trafo CT memperlihatkan posisi sentral dari trafo tersebut.
Pengukuran Arus
Untuk mengukur arus bertegangan tinggi, sangat penting adanya trafo ini, karena jika hanya mengandalkan komponen lain maka pengukuran tidak akan maksimal. Bahkan panel metering yang tersedia akan mengalami kerusakan jika dipaksakan bekerja tanpa trafo ini.
Prosedur kerja trafo CT untuk mengukur arus adalah, dengan lebih dulu menurunkan intensitasnya sehingga nantinya bisa terbaca oleh alat pengukuran yang digunakan.
Melindungi Komponen
Dengan dua lilitan jenis sekunder yang terdapat pada trafo CT tersebut, akan membantu meminimalisir arus listrik supaya jumlahnya menjadi sama dengan lilitan primer yang sudah ada.
Ketika arus sama, maka tidak akan terjadi masalah dalam aliran listrik pada power supply. Alhasil masalah overload pada tegangan yang muncul tidak akan terjadi.
Jenis Trafo CT yang Perlu Diketahui
Bukan saja satu jenis trafo CT yang sering dipakai dalam rangkaian tujuh empat macam. Posisinya dalam sebuah skema trafo CT juga berbeda-beda. Berikut ini penjelasannya.
Bushing CT
Pertama adalah jenis transformator CT yang dipakai dalam rangkaian relay, konstruksinya berbentuk batang dan memiliki inti jenis sekunder pada area konduktor bagian utama.
Terdapat gulungan sekunder yang nantinya akan terhubung dengan bushing, untuk melakukan pengukuran arus.
Portable CT
Selanjutnya ada jenis CT portable yang menjadi salah satu trafo untuk melakukan analisis ukuran sirkuit dengan tegangan tinggi. Biasanya dipakai untuk pengukuran arus dengan rentang frekuensi dari 1000 Ampere sampai maksimal 1.500 Ampere.
Penggunaannya tergolong mudah karena masuk kategori fleksibel, tinggal memilih mau menggunakan tipe penyepit portable, split, atau jenis fleksibel saja.
Outdoor CT
Tipe CT yang satu ini digunakan untuk kebutuhan aliran arus listrik di luar ruangan, seperti pada rangkaian gardu listrik atau gardu induk. Rangkaian dioda CT juga terdapat di dalamnya.
Terdapat dua tipe dari jenis CT outdoor berdasarkan isolasi gas yang dikandungnya, yaitu isolasi gas berbahan oli dan isolasi gas dengan kandungan Sulfur Hexafluoride.
Indoor CT
Yaitu jenis trafo CT yang dipakai untuk kebutuhan di dalam ruangan dengan rangkaian listrik mengalir untuk tegangan rendah. Ada jenis indoor jendela tanpa gulungan primer sehingga akan langsung dipasang di dekat bagian konduktor utama.
Kemudian ada jenis bar atau berbentuk batang, dimana pada bagian dalam terdapat bagian batang primer dan sekunder.
Terakhir ada trafo indoor luka dengan bentuk dua gulungan utama dengan masing-masing itu primer dan sekunder.
Cylinder CT
Berbentuk silinder dengan lubang yang akan dijadikan tempat memasang kabel. Untuk jenis silindernya tersedia dengan ukuran 50/5A sampai Ampere dengan kapasitas 5000/5A. sangat beragam dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kegunaannya/
Split Core CT
Ada lagi jenis split core dengan bentuknya yang kotak, ukuran Ampere yang tersedia dari 400/5A sampai 5000/5A. Penggunaan utamanya adalah pada bagian busbar yang ukurannya maksimal.
Kelebihannya adalah bisa ditutup dan dibuka, disesuaikan dengan kebutuhan dari penggunaannya tersebut.
Window CT
Terakhir adalah jenis window atau kotak kecil hingga besar dengan nilai Ampere yang sangat bervariasi. Mulai dari ukuran Ampere kecil yaitu 30/5A sampai ukuran terbesarnya 6300/5A.
Bagaimana Cara Memasang Trafo CT Pada Sebuah Rangkaian?
Tidak terlalu sulit untuk memasang trafo CT pada rangkaian power supply CT, asalkan semua alat dan komponen didalamnya sudah terpasang.
- Siapkan alat yang dibutuhkan, mulai dari konektor, kabel penghubung, dan trafo yang akan dipasang
- Hubungkan konektor pada kabel listrik dan tambahkan sekring untuk memaksimalkan fungsi aliran arus yang diinginkan
- Tambahkan trafo CT dengan sistem ikat pada sambungan kabel yang sudah dibuat sebelumnya, gunakan baut sebagai bagian penyambungnya.
- Selanjutnya tinggal menghubungkan antara kabel yang sudah dirangkai tersebut dengan sumber listrik utama, tapi pastikan terlebih dahulu kalau sumber listrik tidak menyala
- Tambahkan sekering yang akan menghubungkan kabel tersebut dengan panel listrik utama.
- Cek rangkaian kabel yang sudah dibuat, jangan sampai ada bagian yang tidak terhubung dan tidak maksimal koneksinya
- Nyalakan sumber listrik dan rangkaian sudah berfungsi dengan baik sesuai yang diharapkan.
Semoga informasi tentang skema trafo CT yang dijelaskan, memberikan pemahaman yang jelas bagi Anda jika ingin membuat rangkaian sendiri untuk kebutuhan pribadi, pekerjaan, dan lainnya.