Resistor merupakan komponen elektronika yang cukup sering ditemukan pada suatu rangkaian. Ditambah lagi, terdapat cukup banyak jenis resistor yang terdapat di pasaran sehingga penggunaannya pun sangat luas sesuai dengan kebutuhan.
Pada umumnya, komponen tersebut kerap digunakan pada rangkaian PCB sebagai resistansi atau tahanan. Dengan begitu, tegangan yang nanti akan keluar ke bagian komponen bisa sesuai keinginan.
Untuk dapat menggunakannya dengan baik, tentu Anda wajib untuk mengetahui apa saja jenis-jenisnya. Nah, untuk mengetahui hal tersebut, ikutilah penjelasan jenis serta fungsi dari resistor di bawah ini.
Pengertian Resistor Dan Fungsinya
Sebelum lebih jauh membahas tentang macam-macam resistor, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian dasar dari komponen tersebut. Secara umum, resistor merupakan komponen pada elektronika yang memiliki fungsi resistensi pada rangkaian.
Dengan menggunakannya, tegangan yang akan dikeluarkan dapat diatur sesuai kebutuhan dari rangkaian. Biasanya, bentuk dari komponen ini adalah persegi pajang dan memiliki gelang warna yang terdapat di bagian badannya.
Gelang warna tersebut menjadi suatu kode warna untuk mengetahui berapa nilai dari resistensi tanpa perlu mengukur menggunakan alat. Dengan mengetahui kode warna tersebut, bisa membantu Anda untuk memilih komponen seusai keperluan.
Sementara untuk jumlah gelang warna pada komponennya, ada beberapa variasi. Ada yang mempunyai 4 gelang, 5 gelang, sampai dengan 6 gelang sesuai dengan spesifikasi yang dibawa pada resistornya.
Sementara untuk fungsi resistor, umumnya dipakai sebagai tahanan resistensi pada suatu rangkaian. Anda bisa menemukan komponen tersebut pada rangkaian PCB dan juga berbagai macam rangkaian lainnya.
Jenis Resistor Tetap (Fixed)
Apabila membahas tentang jenis-jenis resistor, maka sebenarnya ada dua macam. Tipe pertama yang umum digunakan adalah tipe fixed atau tetap dengan nilai hambatan atau nilai tahanan tidak berubah atau tetap.
Umumnya, di bagian badan komponennya diberikan kode warna yang dapat menginformasikan tentang nilai hambatan pada resistornya. Untuk mengenal lebih jauh tentang tipe tersebut, Anda bisa lihat penjelasan tentang contoh resistor tetap tersebut di bawah ini.
1. Kawat
Jenis pertama yang termasuk ke dalam jenis tetap atau fixed adalah kawat. Perlu diketahui, bahan resistor terbuat dari bahan kawat ini adalah generasi pertama yang digunakan ketika rangkaian masih memakai vacuum tube atau tabung hampa.
Bentuk dari komponen ini terbilang banyak variasinya dan memiliki ukuran cukup besar. Penggunaan atau fungsi resistor tetap bahan kawat ini adalah untuk rangkaian power karena mempunyai nilai resistensi tinggi serta tahan pada suhu panas tinggi.
2. Batang Karbon/Arang
Jenis selanjutnya adalah resistor terbuat dari bahan arang. Sesuai namanya, komponen ini terbuat dari bahan karbon arang yang dililit kawat dan selanjutnya diberikan kode gelang warna di badannya.
Arti dari gelang warna tersebut dapat dilihat pada tabel acuan kode warna resistornya. Selain kawat, tipe karbon arang ini termasuk generasi awal yang digunakan pada suatu rangkaian elektronika.
3. Resistor Keramik (Porselin)
Saat membahas tentang apa itu resistor keramik, tentunya Anda sudah sering menemuinya. Pasalnya, komponen yang terbuat dari bahan kerak dengan bagian bodi dilapisi menggunakan kaca berukuran tipis tersebut penggunaannya cukup banyak.
Hal tersebut dapat terjadi karena untuk tipe keramik porselin tersebut mempunyai ukuran kecil dengan nilai resistensi tinggi. Umumnya, daya dari komponen ini adalah sebesar 0,25 watt, 0,5 watt, 1 watt, sampai dengan 2 watt.
4. Film Karbon
Jenis dari resistor tetap selanjutnya adalah tipe yang terbuat dari bahan film karbon. Pada tipe tersebut, bahan film digunakan untuk melapisi dan memberikan perlindungan dari adanya pengaruh luar.
Sementara untuk besar nilai resistensi resistor karbon, dapat dilihat dari kode warna di body komponen. Penggunaan dari jenis ini cukup banyak dikarenakan bentuk komponennya kecil, namun dapat membawa nilai resistensi tinggi.
5. Film Metal
Jenis tetap atau fixed terakhir adalah komponen dari bahan film metal. Secara umum, bentuk dari tipe film metal ini tidak jauh berbeda dengan jenis resistor film karbon. Kelebihan dari jenis film metal adalah dapat memiliki ketahanan baik pada adanya perubahan suhu temperatur.
Selain itu, film metal juga punya tingkat presisi tinggi karena besar nilai toleransinya sangat kecil, yakni sekitar 1 persen atau 5 persen. Pada bodi komponen tipe ini, gelang warna yang diberikan umumnya jumlahnya 5 gelang ataupun 6 gelang.
Jenis Resistor Berubah (Variabel)
Selain ada tipe tetap atau fixed, tentu ada juga jenis dengan besar nilai resistensi berubah-ubah. Nah, komponen dengan karakter seperti itu umumnya dikenal dengan nama resistor berubah atau variabel.
Seperti dikatakan sebelumnya, nilai resistensi atau hambatan dari jenis tersebut besarnya berubah-ubah. Perubahan tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya kontak fisik manusia yang melakukan pengaturan pada nilainya ataupun kondisi dari sensor.
Pada tipe berubah ini, ada beberapa macam jenis komponen yang termasuk ke dalam kategori tersebut. Untuk mengetahui apa saja macamnya, Anda bisa melihatnya pada penjelasan berikut ini.
1. Potensiometer
Tipe pertama yang termasuk ke dalam resistor berubah adalah potensiometer. Tipe ini merupakan resistor dengan tiga terminal yang besar dari nilai resistensinya dapat diatur dengan menggeser atau memutar tuas.
2. Trimpot
Berikutnya, yang termasuk ke jenis berubah adalah trimpot. Secara umum, trimpot ini mirip dengan potensiometer hanya saja cara mengubah nilai resistensinya adalah dengan mentrim menggunakan alat obeng trim.
3. PTC (Positif Temperature Control)
PTC merupakan salah satu termistor yang besar dari nilai resistensinya dipengaruhi suhu. Besar dari nilai hambatannya pada saat suhu dingin dapat sangat rendah, tetapi saat suhunya tinggi maka hambatannya juga naik.
4. NTC (Negative Temperature Control)
Selain PTC, ada juga jenis termistor lain yang umum digunakan, yakni NTC atau Negative Temperature Control. Jenis ini perubahan nilai resistensinya juga dipengaruhi suhu, namun cara kerjanya berkebalikan dengan PTC.
Artinya, saat kondisi suhu dingin tinggi, maka nilai hambatan NTC juga tinggi. Sementara pada saat suhunya tinggi, maka besar dari nilai tahanannya akan menjadi turun, bahkan bisa sampai menuju nol.
5. LDR (Light Depending Resistor)
Selanjutnya ada juga tipe dengan nilai hambatannya bisa berubah disebabkan oleh sensitivitas terhadap cahaya atau biasa dikenal dengan fotoresistor. Pada fotoresistor tersebut, perubahan besar resistensi akan mengalami penurunan saat intensitas cahaya naik.
6. VDR (Voltage Dependent Resistor)
Resistor terakhir tipe berubah atau variabel adalah VDR. VDR mempunyai nilai resistensi tidak tetap tergantung dari besar tegangan yang didapatkannya.
Sifat VDR ini adalah saat menerima besar tegangan tinggi, nilai tahanan akan menjadi semakin kecil. Alhasil, arus listrik yang akan melalui komponen tersebut akan menjadi lebih besar.
Berkat sifat dari VDR tersebut tipe tersebut cocok sekali untuk diterapkan sebagai stabilizer. Biasanya, stabilizer dari VDR ini digunakan untuk berbagai macam komponen salah satunya adalah transistor.
Itulah tadi penjelasan tentang berbagai jenis resistor yang perlu diketahui. Dengan mengetahui berbagai jenisnya, Anda dapat memilih tipe yang tepat untuk digunakan. Alhasil, Anda dapat membuat rangkaian elektronika bekerja sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.