Pengertian, Jenis, dan Aplikasi Alat dengan Sensor Berat

Load cell atau sering juga disebut sensor berat merupakan sensor yang digunakan sebagai pengukur massa atau berat suatu benda. Sensor tersebut akan mengonversi beban yang diterima menjadi sinyal elektrik, baik itu arus listrik, frekuensi, maupun tegangan.

Elemen di dalamnya mampu mendeteksi apabila terdapat rangsangan berupa gaya, berat, atau tekanan. Oleh karena itu, load cell kerap dipakai di berbagai alat pengukur berat. Agar lebih jelas, Anda bisa menyimak pembahasan kali ini.

Jenis-Jenis Sensor Berat

Ada berbagai macam alat pengukur berat

Setelah mengetahui pengertiannya, Anda juga harus memahami berbagai jenis beserta fungsinya. Beberapa jenis sensor berat adalah sebagai berikut.

1. Compression

Jenis yang pertama adalah compression. Pada umumnya, compression kerap dipakai pada jembatan timbang. Dibandingkan jenis lainnya, compression termasuk mempunyai kapasitas besar, yakni hingga 100 ton.

2. Shear beam

Bisa dibilang shear beam adalah jenis paling sering digunakan pada alat pengukur berat benda. Beberapa contoh alat dengan shear beam antara lain timbangan duduk, timbangan lantai, dan sebagainya. Sementara itu, kapasitasnya bisa menahan beban hingga 10 ton.

3. S beam

Sesuai dengan namanya, S beam memiliki bentuk seperti huruf S. Load cell ini mempunyai dua kemampuan saat membaca berat, yakni ditekan maupun ditarik. Timbangan gantung adalah salah satu contoh penggunaannya.

4. Single point

Secara sekilas, single point hampir mirip dengan shear beam. Hanya saja, yang membedakan adalah single point memiliki rongga terletak di bagian tengah serta mempunyai satu titik saja. Kapasitas sensor ini hanya sekitar 100 kilogram saja.

Macam-Macam Alat Pengukur Berat

Berbagai contoh alat pengukur berat

Di bagian sebelumnya Anda sudah mempelajari pengertian dan jenis-jenis sensor gerak. Selanjutnya, berikut ini akan dijelaskan beberapa alat untuk mengukur berat yang menggunakan sensor tersebut.

Baca Juga:  Tutorial Cara Pasang Parabola K Vision Mini, Tidak Boleh Sembarangan

1. Neraca analog

Neraca analog merupakan timbangan dengan sistem pegas di bagian ujungnya. Ciri utama dari neraca ini adalah terdapat indikator berupa garis penanda serta jarum penunjuk. Untuk menggunakannya, Anda perlu menempatkan beban di atasnya.

Kemudian, jarum akan menunjukkan berat benda tersebut. Meskipun sering digunakan di kegiatan sehari-hari, tingkat akurasi neraca analog tergolong rendah.

2. Neraca digital

Seiring berkembangnya teknologi, neraca analog terus mengalami pengembangan, baik dari segi fungsi maupun tampilannya. Hal tersebut bisa dilihat dari kemunculan neraca digital sebagai perbaikan dari jenis analog.

Neraca digital bekerja dengan mengadaptasi teknologi sensor dan mikrokomputer. Sesuai namanya, indikator berat pada timbangan ini tidak berbentuk jarum, melainkan layar monitor. Terkait cara penggunaannya, sebenarnya tidak jauh berbeda antara neraca digital dan analog.

Anda hanya perlu menempatkan beban di tempat yang tersedia. Setelah beban stabil, maka mesin akan menghitung masa atau berat dari benda tersebut. Dibandingkan jenis sebelumnya, neraca digital mempunyai akurasi lebih tinggi.

3. Neraca hibrid

Maksud dari neraca hibrid adalah memiliki cara kerja gabungan antara timbangan analog dan digital. Timbangan ini memakai platform mekanik, namun pada bagian display telah mengadopsi bentuk digital sehingga tampak lebih modern.

Pada umumnya, neraca hibrid sering dipakai di tempat yang tidak mempunyai aliran listrik atau tempat-tempat ekstrem. Menariknya, timbangan ini dapat mengukur berat benda yang cukup besar karena termasuk alat industri komersial.

4. Timbangan badan

Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan jenis timbangan yang satu ini. Seperti namanya, timbangan tersebut berfungsi untuk mengukur berat badan manusia. Terdapat dua jenis yang bisa dipilih, yaitu analog dan digital dengan kelebihan masing-masing.

Baca Juga:  7 Penyebab Kulkas Tidak Bisa Buat Es Batu dan Mengatasinya

Timbangan badan analog memiliki tingkat akurasi rendah namun memiliki daya tahan lebih lama. Sementara itu, jenis digital memang mempunyai akurasi jauh lebih baik. Hanya saja, kebanyakan mudah rusak terutama apabila terlalu sering digunakan.

Anda bisa menemuinya di beberapa tempat kesehatan seperti puskesmas atau posyandu. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang mempunyai secara pribadi karena harganya tidak terlalu tinggi, yakni kisaran Rp50.000 saja.

5. Timbangan buah

Neraca ini didesain khusus untuk menimbang berat buah atau sayur. Cara menggunakannya cukup sederhana, yakni tinggal tempatkan buah atau sayur yang hendak diukur. Setelah itu, alat akan mengonversi harga dan mencetak nota atau stiker secara otomatis.

Dibandingkan jenis lainnya, timbangan ini cenderung lebih praktis bagi para pedagang buah maupun supermarket karena tidak perlu menghitung secara manual. Pembeli cukup menyetorkan nota cetak ke bagian kasir untuk langsung membayarnya.

6. Timbangan analitik

Jenis ini memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi dan kerap dipakai pada kegiatan di laboratorium untuk mengukur berat benda. Bahkan, Anda bisa mengukur benda berbobot ringan dengan ketelitian mencapai 0,01 mg pada tipe tertentu.

7. Timbangan emas

Jika pernah berkunjung atau membeli di toko emas, pasti Anda tidak akan merasa asing dengan timbangan ini. Meskipun bernama neraca emas, alat tersebut bisa juga dipakai untuk menimbang barang lain seperti perunggu, perak, atau perhiasan lainnya.

Seperti halnya penimbang berat badan, terdapat dua jenis yang bisa dipilih, yakni analog dan digital. Untuk mendapatkan akurasi lebih baik, jenis digital paling disarankan digunakan.

8. Penimbang obat

Secara prinsip kerja, neraca ini memiliki kemiripan dengan pengukur berat emas karena sama-sama benda kecil. Biasanya penimbang obat kerap ditemui di apotek, toko obat, atau tempat layanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan dosis tepat bagi pasien.

Baca Juga:  Ketahui Gambar Transitor dan Jenis-Jenisnya

9. Neraca Ohaus

Neraca Ohaus juga kerap digunakan di laboratorium untuk mengetahui masa benda kecil. Pada umumnya, ada tiga jenis skala pada jenis ini, yakni satuan gram, puluhan gram, dan ratusan gram. Untuk menggunakannya, seimbangkan beban dengan anak timbangan dan lihat hasil pengukuran pada indikator angka.

  1. Timbangan datar

Ciri paling menonjol dari neraca ini adalah permukaan untuk menimbangnya berbentuk datar. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur berat benda dengan tekstur tidak rata dan volume berat. Anda bisa memilih memakai tipe analog ataupun digital sesuai kebutuhan.

11. Timbangan duduk

Alat pengukur berat berikutnya adalah timbangan duduk. Mungkin Anda kerap melihatnya di warung atau pasar-pasar tradisional guna menimbang barang-barang dagangan seperti telur, sayur, buah, dan sebagainya.

Karena bentuknya terlihat seperti benda duduk, banyak orang kemudian menyebutnya dengan istilah neraca duduk. Untuk penggunaannya termasuk mudah, yakni cukup letakkan beban di atasnya, lalu perhatikan angka yang ditunjuk oleh jarum.

12. Timbangan kodok

Pengukur berat yang terakhir adalah timbangan kodok. Jenis ini cukup terkenal beberapa puluh tahun silam sebelum adanya neraca digital. Bentuknya yang unik menyerupai kodok adalah alasan utama penyebutan nama ini.

Untuk menggunakannya, Anda perlu menaruh benda yang hendak ditimbang. Lalu, letakkan anak timbangan pada lengan sampai seimbang. Sayangnya, alat tersebut hanya mampu menimbang hingga 10 kg saja.

Jadi, sensor berat merupakan komponen utama dalam neraca-neraca yang digunakan dalam berbagai keperluan. Setiap jenisnya memiliki fungsi masing-masing dan diterapkan pada alat berbeda-beda sesuai kebutuhan.

Bagikan Postingan:

Leave a Comment