Arus Listrik, Pengertian, Lambang, Simbol, dan Cara Kerja

Ada berbagai alat yang digunakan sehari-hari yang mengandung arus listrik. Listrik mengandung muatan positif dan negatif sehingga akan menghasilkan gaya tolak menolak atau tarik menarik.

Muatan listrik mempunyai sifat yang terbalik sehingga dapat menghasilkan arus yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan di bermacam-macam perangkat. Tanpa ada muatan tersebut, maka arus tidak akan dapat mengalir.

Muatan dasar listrik mempunyai komponen partikel proton dan neutron yang termasuk ke dalam penyusun atom. Untuk memahami cara kerja, simbol, lambang, jenis, dan informasi lain dari arus listrik simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Pengertian Arus Listrik

Pengertian Arus Listrik

Pengertian arus Listrik adalah suatu aliran yang muncul dari muatan electron dimana mengalir dari satu titik ke titik lainnya dalam sebuah rangkaian. Atom mengalirkan listrik yang terdapat dua jenis yaitu proton dan electron.

Electron sendiri merupakan listrik yang mempunyai muatan negative serta fungsinya adalah sebagai pembawa muatan satu tempat ke tempat lainnya. Sementara itu, proton merupakan muatan positif yang bergerak di dalam inti atom tersebut.

Arus listrik memiliki nilai yang semakin besar saat nilai tegangan di antara muatan proton dan electron juga besar. Satuan Internasional (SI) dari arus listrik adalah Ampere dimana lambang ampere yaitu A atau Amp.

Melalui penjelasan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa arus pada listrik dapat mengalir atau berpindah dimana mengandung konduktor. Ketika diberikan muatan di titik permukaan logam, maka aliran akan mengalir secara merata ke seluruh arah.

Simbol Arus Listrik

Simbol aliran listrik merupakan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk menghitung, merancang, serta melakukan Analisa pada rangkaian kelistrikan. Dengan demikian, bisa mengetahui berbagai hal melalui pengukuran tegangan, arus, daya, sampai hambatan.

Baca Juga:  Cara Mengecek Transistor Hidup atau Mati yang Wajib Kamu Ketahui

Berikut penjelasan dari macam-macam simbol arus listrik.

Arus

Lambang kuat arus listrik adalah Ampere (A) yang menjadi satuan dalam mengukur kuatnya arus dari perpindahan melalui kutub negative sampai mencapai kutub positif.

Tegangan

Satuan dari tegangan adalah Volt dimana merupakan satuan turunan untuk mengukur perbedaan pada tegangan listrik. Pada ukuran 1 volt menunjukkan beda tegangan listrik untuk membuat arus adalah 1 ampere pada suatu rangkaian.

Konduktansi

Konduktansi dilambangkan dengan S atau Siemens yang merupakan satuan electric susceptance, konduktansi, dan electric admittance.

Hambatan

Hambatan atau resistansi mempunyai satuan ohm yang pada arus listrik searah akan digunakan sebagai penghambat atau resistansi.

Muatan

Pada simbol kuat arus listrik dengan tulisan huruf C mempunyai arti satuan Coulumb.

Kapasitansi

Symbol untuk kapasitansi adalah F atau Farad yang mengukur kemampuan benda dalam menyimpan suatu muatan listrik.

Daya

Satuan dari daya adalah Watt yang ditulis dengan huruf kapital W.

Induktansi

Ini digunakan untuk mengukur laju perubahan arus listrik pada suatu rangkaian yang mencapai satu ampere per detik dengan hasil satu volt, maka induktansi rangkaian adalah satu henry.

Frekuensi

Satuan ini mempunyai symbol Hz atau Hertz untuk mengukur unit frekuensi.

Energi

Energi dilambangkan dengan J atau Joule yang digunakan dalam mengukur besaran energi.

Rumus Arus Listrik

Contoh Penggunaan Arus Listrik

Kuat arus listrik merupakan berapa banyaknya listrik yang mengalir pada penghantar setiap detiknya. Pada satuan kuat arus listrik disimbolkan dengan huruf I, sementara itu kuat satuan nya adalah Ampere.

Untuk menghitung kecepatan dari proses perpindahan arus harus mengetahui rumus kuat arus listrik yaitu banyaknya muatan listrik (coulomb) dibagi waktu (t).

I = Q/t

I = kuat arus listrik (A)

Q = banyaknya muatan listrik (coulomb)

T = waktu (s)

Satuan kuat arus yaitu Ampere (A) yang menjelaskan besar dari kuatnya arus listrik pada penghangat. Apabila arus listrik mampu dalam berpindah muatan 1 coulomb per second/detik, maka diperoleh nilai 1 ampere = 1 C/s.

Baca Juga:  Susunan Warna Kabel LAN, Straight dan Cross

Prinsip Kerja

Pada arus listrik, semakin tinggi tekanannya, maka semakin besar pula aliran listriknya. Ini dapat dianalogikan seperti air yang mengalir.

Aliran air mewakili arus listrik dimana membawa tegangan serta media penyaluran mewakili hambatan listrik. Pada hukum Ohm, besarnya arus mengalir sama dengan tegangan dibagai dengan hambatan.

Arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir. Ini kemudian dikenal dengan kecepatan aliran muatan listrik dimana mengalir melalui penampang penghantar di setiap satuan waktu.

Jenis Arus Listrik

Aliran arus listrik dibedakan menjadi dua jenis yaitu arus yang searah dan arus bolak balik. Untuk lebih memahami tentang keduanya, Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Direct Current (DC)

Arus searah atau Direct Current (DC) merupakan arus listrik yang memiliki nilai tidak berubah yakni hanya positif atau negative. Selain itu, DC mempunyai nilai yang konstan terhadap satuan waktu.

Arus searah memperoleh sumber dari elemen-elemen yang mempunyai energi listrik dimana energi tersebut mengalir secara merata setiap saat, misalkan baterai, akumulator, dan elemen volta.

Alternating Current (AC)

Jenis arus listrik berikutnya adalah Alternating Current (AC) atau arus bolak balik yang mempunyai sifat berbentuk gelombang sinusoida. AC memiliki kemungkinan dalam mengalirkan energi secara lebih efisien.

Arus AC bisa ditemukan dalam pengaplikasiannya sehari-hari, seperti pada alat-alat elektronik. Arus bolak balik ini dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik yang disebut generator pembangkit.

Bagian-Bagian Arus Listrik

Dalam mempelajari tentang arus listrik, perlu mengetahui tentang bagian-bagiannya. Berikut penjelasan selengkapnya.

Aliran Muatan

Aliran muatan terdiri dari kutub positif dan kutub negative. Ini bisa dengan mudah dipahami dengan melihat benda baterai yang mampu mengalirkan listrik jika disambungkan pada kedua jenis kutub tersebut.

Baca Juga:  Apa Itu Transistor: Pengertian, Cara Kerja, Fungsi, dan Jenisnya

Beda Potensial

Beda potensial adalah perbedaan tegangan dari dua arah kutub dimana menyerupai reaksi kimia. Apabila dua tegangan disatukan, maka terbentuklah arus sampai kedua tegangan tersebut setara.

Contoh

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda bisa dengan mudah menemukan aliran arus listrik yang dijumpai di berbagai jenis perlengkapan elektronik. Berikut ini sejumlah contoh dimana paling sering digunakan.

Listrik PLN

Arus listrik yang searah atau bolak balik yang mempunyai skala besar adalah PLN atau Perusahaan Listrik Negara. Ini menyediakan kebutuhan listrik untuk dialirkan ke rumah-rumah dan berbagai tempat dengan jenis perpindahan searah dan bolak balik.

Bola Lampu

Pada bola lampu, arus listrik terhubung melalui kabel tembaga. Ini membuat lampu bersinar karena adanya aliran muatan kabel tembaga tersebut.

Televisi

Televisi juga menjadi salah satu benda elektronik yang dapat digunakan dengan adanya arus listrik. Melalui aliran listrik, maka akan menghasilkan visual dan audio.

Kulkas

Kulkas juga merupakan benda yang banyak digunakan masyarakat dimana dalam penggunaannya membutuhkan energi kelistrikan.

Dalam arus listrik terdapat muatan positif dan negative serta mempunyai sifat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Untuk menghitung muatan listrik, diperlukan rumus yaitu besarnya muatan dibagi dengan waktu.

Penggunaan arus listrik dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dimana yang paling besar adalah PLN. Selain itu, banyak juga sejumlah perabotan elektronik dalam rumah tangga, mulai dari lampu, televisi, kulkas, dan masih banyak lagi

Bagikan Postingan:

Leave a Comment